Scroll untuk baca artikel
Editorial

Etika Sosial Sebagai Keunggulan Bersaing Masyarakat NTT

244
×

Etika Sosial Sebagai Keunggulan Bersaing Masyarakat NTT

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Beberapa hari lalu baru saja kita merayakan hari Pahlawan.  Sebelumnya kita juga baru merayakan hari Sumpah Pemuda.  Apa makna dari kedua hari raya tersebut ?  Apa yang bisa kita petik ?  Pada hari Sumpah Pemuda, kita diingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Pada hari Pahlawan, kita diingatkan akan pentingnya kecintaan akan NKRI, dan kerelaan berkorban untuk negara tercinta ini.

Di era milenial sekarang ini, dengan berbagai kemajuan teknologi dan kemudahan-kemudahan lainnya, ada kekhawatiran niai-nilai tersebut akan menurun.  Nilai-nilai kebersamaan, kesetia kawanan, semangat berjuang, rela berkorban, bekerja keras, sebagai simbol perjuangan di era kemerdekaan, mulai terkikis oleh nilai-nilai individualistis, hedonisme, mementingkan diri sendiri, kurang peduli sosial. Pemanfaatan HP bisa membuat sesorang lebih asyik berselancar di dunia maya dibanding bercengkerama dengan tetangga bahkan keluarga.  Dulu antar tetangga bisa saling kenal, sekarang masing-masing dengan kesibukannya.

Namun syukurlah, sampai saat ini, di bumi Nusa Tenggara Timur (NTT), hal itu belum banyak berubah.  Nilai-nilai persaudaraan, kesetiakawanan sosial, keakraban, kepedulian, rela berkorban, masih terasa kental.  Ajang kumpul bersama masih sering dilakukan.  Jika ada kedukaan, maka berbondong-bondong tetangga, masyarakat silih berganti bahu membahu saling membantu, mulai dari menyiapkan tenda, kursi, mengatur parkir, makanan minuman, dan menemani selama kegiatan (mete).

Demikian pula acara syukuran seperti kelahiran, ulang tahun, katekisasi, sambut baru, wisuda, naik pangkat, nikah, adalah hal yang disyukuri dan untuk itu masyarakat sekitar diundang mensyukuri berkat Tuhan.  Apa yang membuat hal ini semua ?  Nilai-nilai sosial dari orang tua yang kental ke anak-anaknya berhasil diturunkan.

Kepatuhan pada adat istiadat, hormat pada orang yang lebih tua, membuat etika sosial mewarnai kehidupan di NTT. Ada memang segelintir generasi pemudang di kota yang terpengaruh kehidupan modern yang individualistis (lu lu gua gua) tetapi hanya sedikit. Pada umumnya masyarakat NTT memiliki kehidupan yang sosial baik, takut akan dosa, sebagai hal yang positif yang penting.

Etika ini juga nampak di dunia pendidikan. Beberapa kali Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT Tahun 2014 s.d. 2016 Drs. Sinun Petrus Dulimanuk, saat menjadi salah satu Pimpinan Prosesi Upacara Penyerahan Ijazah (UPI) UPBJJ Universitas Terbuka Kupang mengatakan, hasil UN secara nasional, dari sisi kejujuran Provinsi NTT masuk klasifikasi putih dari                3 klasifikasi yang dimiliki yaitu putih (jujur), abu-abu (agak curang) dan hitam (curang).

Kepedulian pada keluarga, masa depan anak cucu, lingkungan, juga tampak pada sikap masyarakat yang tidak mudah terpengaruh kehidupan modern.   Contoh adalah masyarakat Sumba Tengah yang tetap menjaga tanah adat untuk diwariskan ke anak cucu dan tidak mudah dilepas ke pihak luar, kecuali untuk kepentingan negara.   Solusi cerdas sudah disiapkan oleh Pemda.

Peningkatan sdm melalui berbagai beasiswa adalah solusi untuk pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara bijak tanpa eksploitasi berlebihan.

Kita bisa lihat contoh negara besar seperti Amerika Serikat sebagai salah satu negara dengan cadangan minyak bumi terbesar di dunia, dan memiliki perusahaan-perusahan minyak bumi kelas dunia, seperti Caltex.  Mereka tetap menjaga cadangan minyaknya, di mana eksplorasi lebih banyak dilakukan di negara lain.  Apa persamaannya ? Kelestarian, kepentingan menjaga masa depan anak cucu adalah jawabannya.   Memang skala berbeda, tetapi bisa dianalogikan hal yang sama.  Kearifan lokal masyarakat Sumba Tengah yang membuat hal ini.

Ini adalah modal bagus untuk pembangunan  masyarakat NTT.  Kejujuran, etika sosial, kepedulian sosial, adalah keunggulan bersaing masyarakat NTT.  Jika hal ini bisa dimanfaatkan secara optimal, akan menjadi kekuatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT. (Wise Rogate Silalahi)

Penulis adalah Dosen Fakutas Ekonomi UPBJJ-Universitas Terbuka Kupang

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *