INFOKINI.NET, LEMBATA – Pemerintah Daerah kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam hal ini dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bidang Cipta Karya menganggarkan dana sebesar Rp 600 juta untuk perencanaan teknis pembangunan jaringan air minum dari mata air Waiplatin menuju lima desa di Tanjung yakni desa Beutaran, Tagawiti, Dulitukan, Palilolon dan Kolipadan kecamatan Ile Ape.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lembata, Aloys Muli Kedang mengatakan, kegiatan hari ini merupakan persentasi tahapan perencanaan paling terakhir.
“Dan setelah selesai pengerjaan produk, nanti produk ini akan kita jadikan dasar kelengkapan kami untuk mengusulkan ke pusat,” ungkap kadis Aloys Muli Kedang usai kegiatan persentasi akhir perencanaan teknis pembangunan jaringan air minum dari mata air Waiplatin menuju lima desa di Tanjung, Kecamatan Ile Ape, bersama dengan pemerintah kecamatan Ile Ape, para kepala desa dari 5 desa dan konsultan perencana CV Archilogic, bertempat di kantor dinas PUPR kabupaten Lembata, Senin (13/12/2022).
Kiranya pemerintah pusat, lanjutnya, bisa membantu melaksanakan pengerjaan ini.
“Pernah kami komunikasikan ke pusat terkait dengan pekerjaan air minum ini, tetapi salah satu persyaratannya adalah harus sudah ada perencanaan, sehingga pemerintah daerah tahun ini menganggarkan dana sebesar Rp 600 juta untuk perencanaan ini,” terang kadis Aloys Muli Kedang.
Dikatakan, sekarang sudah direncanakan dan setelah itu tindak lanjut dari hasil perencanaan ini.
“Mungkin kita akan lanjutkan ke pusat untuk proses sumber dana dari sana untuk penanganan pekerjaan ini. Pemda sudah menganggarkan Rp 600 juta untuk perencanaan ini,” ucapnya.
“Berdasarkan hasil konsultasi kita, kita melihat potensi sumber daya air yang ada dan kebutuhan masyarakat, berarti kita menggambarkan kesulitan yang dihadapi oleh Pemda dan keterbatasan dana yang ada pada kita, sehingga terkait dengan masalah keyakinan itu pemerintah akan berpikir bahwa untuk membangun masyarakat inikan tidak selamanya harus melalui pemerintah daerah. Kalau tidak Pemda kabupaten bisa pemerintah daerah provinsi dan bisa ke pemerintah pusat,” tegas kadis Muli Kedang.
Sehingga katanya, pemerintah akan terus berpikir mengupayakan sumberdaya yang ada ini bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Lembata.
“Dengan adanya perencanaan ini meyakinkan kepada kami bahwa sumber mata air Waiplatin itu secara teknis masih bisa di manfaatkan,” papar Muli Kedang.
Untuk sementara, jelasnya, Waiplatin ini juga dimanfaatkan untuk masyarakat dalam kota.
“Tetapi dari hasil survei debit yang ada, dari debit 72,80 liter perdetik itu, kalau dimanfaatkan dalam kota, sekarang kan sekitar 20-an liter perdetik, sehingga masih ada 50-an liter perdetik yang belum dimanfaatkan,” tukas pria berdarah Flores Timur ini.
“Dan hasil kajian dari konsultan tadi, Bahwa untuk melayani masyarakat 5 desa di Tanjung itu kita membutuhkan sekitar 15 liter perdetik. Artinya bahwa potensi sumber mata air Waiplatin sangat meyakinkan untuk bisa dijadikan sumber untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di desa Tanjung terkait dengan air ini,” tambah Muli Kedang.
Ketua Team Teknis Konsultan Perencana, Dominggus Hauteas, mengatakan teamnya melakukan survei sejak tanggal 26 Oktober 2022.
“Secara teknis sudah matang. Secara operasional, runningnya air jalan. Tadi sudah ditampilkan besarnya kehilangan tenaga hingga tekanan, itu semua memungkinkan sekali,” imbuh Dominggus meyakinkan.
Sementara, sekretaris camat Ile Ape, Samuel Sili Purab. s.sos menjelaskan bahwa, sejak berproses, dan hari ini mendengarkan presentasi akhir, mudah-mudahan tim atau konsultan itu bisa secepatnya menyelesaikan dokumen agar eksen yang direncanakan 2023 bisa berjalan baik.
“Sehingga pemanfaatan khusus kami warga di Ile Ape, 5 desa di Tanjung boleh merasakan ini. Karena masyarakat sudah dengar bahwa akan ada proses pembangunan jaringan air menuju ke sana,” pungkasnya. (*/WK)