Scroll untuk baca artikel
Ekbis

Program 100 Hari, Kadin NTT Laksanakan Acara Panen Jagung Sehat Tanpa Pupuk Kimia

571
×

Program 100 Hari, Kadin NTT Laksanakan Acara Panen Jagung Sehat Tanpa Pupuk Kimia

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, ATAMBUA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan acara panen jagung sehat tanpa menggunakan Pupuk Kimia.

Kegiatan ini dilaksanakan di di desa Tulakadi, kecamatan Tasi Feto Timur, kabupaten Belu, dihadiri oleh Bupati Belu, Agus Taolin, ketua Dewan Kehormatan kadin NTT, bapak Abraham Paul Liyanto yang adalah senator DPD RI NTT.

Dalam sambutannya, Ketua Kadin NTT, Boby Liyanto menjelaskan Luas area.

Dikatakannya, luas area sebesar 8 ha (Hektar) dan terlihat panen jagung sangat memuaskan karena hasil panen bagus.

“Pada kesempatan itu, saya sebagai ketua kadin NTT menanyakan kepada masyarakat yang ada bagaimana dengan hasil kali ini dibandingkan dengan hasil yang sebelumnya. Semua masyarakat mengatakan bahwa mereka sangat senang karena hasilnya jauh sekali berlimpah dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan,” kata ketua kadin NTT menirukan.

Dijelaskan Bobby, dalam kegiatan ini, bibit yang diberikan adalah Hibrida dan juga menggunakan pupuk Biokonversi atau pupuk hayati.

“Di mana bukan pupuk kimia sehingga tanah tidak menjadi rusak, justru tanah semakin sehat dan hasilnya sangat bagus,” jelas Bobby.

Dikatakan Bobby, dari hasil yang baik ini juga merupakan program 100 hari Kadin.

“Sehingga pada acara kadin ini dihadiri 2 kordinator kadin NTT, bapak Blasius Lema dan bapak Kris Samara dan juga beberapa wakil ketua umum kadin NTT diantaranya, dari bidang Pariwisata, Yesenia Liyanto, bidang Pertanian, Stefani Loe Mau dan juga wakil ketua umum bidang kesehatan, dr. Eki Gonang,” kata Bobby.

“Saya membawa semua rombongan kadin NTT adalah satu semangat dan hasil penanaman yang sukses dan baik. Untuk itu kelanjutannya, kita akan melanjutkan dengan lahan yang jauh lebih besar dan meneruskan pengembangan penanaman jagung dengan menggunakan pupuk hayati di kabupaten Belu,” terang Bobby Lianto menambahkan.

Sementara, pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Kehormatan kadin NTT, Abraham Paul Liyanto yang adalah senator DPD RI NTT mengatakan, tanam jagung sehat ini merupakan program yang digagas oleh kadin NTT.

“Karena kita waktu tiga bulan lalu datang melantik kadin kabupaten Belu. Kita diantar oleh Bupati untuk melihat program presiden RI di Rotiklot “Food Estate”. Lahannya besar, air dari bendungan Rotiklotnya banyak, tetapi teknologinya belum dikuasi oleh masyarakat dan sudah coba beberapa kali kurang berhasil karena penelitian tanah, cara menyiram dan sebagainya,” jelas Paul Liyanto.

“Saya mengambil kesimpulan bahwa ini ada sesuatu yang masih kurang. Yaitu pertama, Teknologi dan kedua SDM. Karena SDM yang ada tidak menguasai teknologi, semua apa yang diinvestasi pun akan sia-sia. Oleh karena itu, kebetulan di tim kadin Nasional, ada temuan pengurus kadin, Sandri namanya. Beliau bergerak di bidang pertanian. Pak Sandri ini, kadin dari Kendari bersama ketua kadin NTT, mereka bekerja dan berdoa sehingga banyak sekali yang berhasil di Kendari (Sulawesi). Di Rotiklot, masyarakat sudah coba tanam dengan air dan dibantu oleh pemerintah, itu ternyata hanya 2 ton dan ada yang cuma 1 ton,” tambahnya.

“Sebenarnya kita ada mau minta sekitar 300 hektar untuk tanam di situ, dengan teknologi dan bibit yang di bawa oleh pak Sandri ini. Kadin NTT, kadin pusat dan kadin Belu, bersepakat mencari lahan masyarakat saja, dan dapatlah lahan di kecamatan Tasi Feto Timur, desa Tulakadi. Semula bilangnya 28 ha, tapi ternyata kumpul-kumpul yang satu hamparan dekat situ hanya 8 ha. Tidak apa-apa kami Pengusaha kadin ingin membuktikan. Jadi hamparan ini kita sepakat untuk sebagai contoh saja, terbukti 3 bulan yang lalu, sejak November kita tanam, hari ini kita panen, sebagian besar yang mengikuti petunjuk dari teknologi pak Sandri ini, bisa menghasilkan 10,5 ton perhektar. Tetapi ada yang cuma 4 ton, karena Pupuknya harus 4 kali, mereka hanya taruh 2 kali. Jadi masyarakat kita ini membutuhkan disiplin, mengikuti petunjuk. Padahal di sisi lain, pemerintah menyediakan pupuk subsidi dengan harganya. Pupuk ini menjadi persoalan besar buat NTT bahkan seIndonesia. Oleh karena itu, saya selaku pengusaha asal NTT dan juga sebagai senator yang paham tentang ekonomi ini dan kendala program pemerintah tidak bisa nyambung dengan program pemerintah daerah itu poinnya ada di SDM dan infrastruktur kita,” tutup anggota DPD RI dua periode perwakilan Nusa Tenggara Timur ini. (Willy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *