INFOKINI.NET, LEMBATA – Wakil bupati Lembata NTT, Haji Muhamad Nasir Laode, S.Sos bersama anggota DPRD Lembata komisi II Capt. David Blasius Huklele Gole sapaan akrab capt. Vigis Koban Rabu 25 Juni bertemu kepala kantor unit penyelenggara pelabuhan Lewoleba.
Usai bertemu kepala KUPP Lewoleba, kepada media ini wabup Lembata menjelaskan tujuan mengunjungi KUPP Lewoleba.
“Kunjungan kita tadi terkait dengan manajemen pelayanan sandaran kapal beberapa waktu lalu kapal tol laut Sabuk Nusantara 82. Yang mana sabuk Nusantara 82 itu tiba jam 7 pagi dan sampai dengan jam 9 pagi baru sandar di pelabuhan, ini yang menjadi 1 permasalahan. Kapal inikan muat penumpang dari jarak jauh yaitu Sulawesi, yang mana kehadiran kapal ini lewat 1 perjuangan yang cukup panjang karena lintasan untuk masuk Lembata itu untuk tahun ini sudah tidak masuk lagi karena rapat penetapan lintasan untuk tahun 2025 itu penetapannya di 2024 sekitar bulan April dan kemarin lewat perjuangan yang panjang tentunya bahwa kita ini kabupaten pulau untuk menjawab semua potensi yang ada si sini,” jelas wabup Nasir.
Rantai ekonomi lanjutnya, akan terbangun ketika ekosistem pasar lewat tranportasi laut merupakan suatu hal yang penting.
“Dan memang hari ini sejumlah komuditi kita baik itu buah-buahan di samping itu juga hewan banyak dimuat lewat situ dan rencana pemerintah ke depan, kita akan bekerja sama dengan sejumlah pengusaha di Sulawesi untuk mengintervensi penguatan komuditi kita asam. Dan asam itu pada saat panen perdana harganya lebih tinggi di daerah Sulawesi Tenggara dan hal ini menjadi pertimbangan ekonomi kita ke depan,” terang wabup Nasir.
Sehingga katanya, terkait dengan persoalan pelabuhan, tentunya dalam konteks kordinasi, hal ini selalu kita bertemu sehingga jangan terjadi mis antara kapten kapal yang mana hari ini ada pengeluhan mereka soal managemen di pelabuhan.
“Tadi kami telah berkordinasi dan ke depannya itu menjadi catatan khusus untuk mereka karena kapal ini bukan saja penumpang tetapi sejumlah komoditi kita bagaimana menyentuh sektor ekonomi kita yang akan kita lakukan,” paparnya.
“Tanggapan shabandar tadi, mereka perkirakan bahwa kapal masuk tidak di jam itu tetapi tau-taunya kapal itu masuk lebih awal. Dan menurut mereka ketika itu ada kegiatan kapal pelra yang ada di situ dan sementara pihak kapal belum mengkonfirmasi kepada pihak shabandar. Tetapi secara psikologi kapten panik karena penumpang ada di dalam kapal karena mereka tiba jam 7 lewat dan kapal sandar jam 9. Jadi penumpang turun ngomel-ngomel. Yang jadi masalah tentunya bahwa harus dijadikan skala prioritas karena di dalam kapal ada penumpang. Maka dari itu sentuhan pelayanan harus selalu berkordinasi sehingga jangan ada keluhan dari kapten kapal. Dari situ kita sudah berkordinasi dengan KUPP dan DPRD komisi II dan kadis perhubungan. Kami akan agendakan rapat kerja dengan pemerintah, pihak KUPP dan instansi terkait sehingga ke depannya pelabuhan jober akan dimanfaatkan karena menjadi prasyarat utama komunikasi kita harus ke dirjen perhubungan karena harus teregistrasi di pelabuhan Nasional,” tutup wabup Nasir.