Kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd
INFOKINI.NET, LEMBATA – Kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Aloysius Aba, S.Pd pada tahun 2018 pernah diutus pemerintah provinsi ke Jakarta sebagai satu-satunya
kepala sekolah berdedikasi.
“Pada waktu mengelola sekolah di SMAN 1 Ile Ape, sekolah pertama saya mengukur tanah pada tahun 2013 dan menjadikan sekolah itu seperti yang orang lihat pada waktu itu. Di tahun 2018 karena mungkin prestasi, Pemprov mengutus saya menjadi satu-satunya kepala sekolah yang berdedikasi, tingkat nasional di Jakarta,” ungkap mantan kepsek SMAN 1 Ile Ape ini bertempat di ruang kerjanya, Selasa (19/4/2022).
“Jadi kami ada 129 sekolah se-Indonesia kami berada di jakarta tahun 2018. Mendapat penghargaan dan melaksanakan upacara bersama di istana, lalu ada kegiatan-kegiatan selama 11 hari di jakarta,” tambahnya.
Dikatakan, Begitu banyak kegiatan perhargaan terhadap Kepala sekolah yang berdedikasi.
“Pada tahun 2019, saya sekali lagi mendapat kesempatan setelah di seleksi di tingkat kabupaten sampai tingkat provinsi, saya mendapat kesempatan menjadi kepala sekolah berprestasi Tingkat provinsi dan di utus ke Jakarta. Saya sendiri dari provinsi NTT,” ucapnya.
“Di sana saya bergabung dengan 34 kepala sekolah lainnya. 1 provinsi 1 kepala sekolah. Jadi kami ada 34 kepala sekolah, juga dengan perhargaan yang sama kepada kepala sekolah yang berprestasi selama berada di Jakarta,” beber Aloysius.
Dijelaskan, begitu banyak pengalaman yang luar biasa di Jakarta.
“Karena kita berkumpul dengan orang-orang hebat, mendapatkan kesempatan untuk memantau, memonitor, melihat. Katakan studi banding di sekolah-sekolah yang begitu hebat di Jakarta,” tandasnya.
Menurutnya, dengan ceritera-ceritera pengalaman dari sekolah-sekolah se-Indonesia, ia mulai mendapatkan pengalaman cukup banyak untuk bagaimana mengembangkan di sekolah yang sebenarnya biasa.
“Tetapi mesti spektakuler. Ada hal-hal tertentu yang mesti kita berani menerobos, tidak boleh nyaman dalam zona yang sebenarnya tidak nyaman. Saya sebut itu, ada guru dan pegawai yang merasa bahwa mereka ada di zona-zona nyaman seperti di sekolah ini. Ada beberapa guru yang merasa nyaman, tetapi sebenarnya tidak nyaman. Pada waktu saya datang, cukup banyak hal yang mesti diperbaiki di sekolah ini. Kasian, mereka punya aset, siswa banyak, guru banyak, mereka punya pembiayaan dana yang cukup besar, tetapi mesti dipakai atau digunakan pada bidang-bidang yang ditempatkan pada tempatnya,” kata Aloysius Aba.
“Saya merasa bahwa, saya mesti lakukan hal-hal seperti ini. Dan ini hal yang menarik untuk saya menantang, supaya saya bisa melakukan yang terbaik untuk guru dan siswa. Dua hal ini yang terpenting bagi saya adalah guru saya dan siswa saya. Guru mesti di sejahterakan dan siswa mesti mendapatkan kesempatan belajar dengan layak, sehingga mencapai mutu yang kita harapkan secara bersama-sama,” tegas Aloysius Aba. (*/WK)