Scroll untuk baca artikel
Editorial

Kandidatus Angge : Pengembangan BUMdes di Kabupaten Kupang cukup Signifikan

249
×

Kandidatus Angge : Pengembangan BUMdes di Kabupaten Kupang cukup Signifikan

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Koordinator Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) NTT, Kandidatus Angge  mengatakan bahwa untuk pengembangan Badan usaha milik desa (BUMdes) di kabupaten Kupang saat ini cukup Signifikan.

“Jadi Selain pengembangan wisatawan pantai, pengembangan prodak unggulan BUMdes seperti padi di desa Baun, Baumata dan beberapa tempat lain program pengembang BUMdesnya sangat bagus,” ungkap Angge saat ditemui di Kupang, Senin (13/05/2019).

Menurutnya, yang membuat BUMdes di Kabupaten Kupang berkembang begitu cepat, karena saat ini BUMdes sudah bekerja sama dengan pihak Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk pelatihan penguatan kapasitas pengelola BUMdes. “Itu sesuatu terobosan yang luar biasa,” kata Angge.

Sementara, dalam konteks penyerapan Dana, Kabupaten Kupang memiliki jumlah 160 desa. Dari sisi perencanaan di tahun 2019, kabupaten Kupang sudah pada tahapan asistensi dan penetapan APBD. Banyak program dan kegiatan yang cukup beragam sesuai dengan kondisi rill, mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Kabupaten Kupang dalam konteks perencanaan juga melakukan kolaborasi dengan Care internasional dan Cis Timor. “Itu bentuk-bentuk Kolaborasi yang bagus yang dikembangkan oleh teman-teman pendamping dan lembaga swadaya masyarakat maupu lembaga internasional,” jelas Angge.

Dalam hubungan dengan perkembangan sektorial, ada beberapa desa yang BUMdesnya itu  sedang mengembangkan Holtikultura padi organik.

“Bahkan teman-teman kabupaten Kupang sudah bergerak lebih maju dan bisa mendapatkan label halal dari balai POM untuk prodak-prodak komoditi tertentu,” terang Angge.

Angge mengaku, BUMdes kabupaten Kupang beberapa kali sering dihadirkan dalam rapat koordinasi di tingkat provinsi sebagai pasar BUMdes. Menurutnya, itu merupakan bentuk-bentuk kerja nyata yang telah dihadirkan.

“Memang benar bahwa tidak seluruh desa dari 160 desa itu sudah berkembang maksimal tetapi minimal ada 5-10 desa sudah berkembang dan menjadi contoh yang bagus,” tutup Angge. (WK)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *