INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Semangat dan daya juang warga masyarakat Nasipanaf Kelurahan Penfui bersama Karang Taruna Adisucipto Penfui memperbaiki jalan sadar bakti begitu tinggi.
Sejak tanggal 11 Juli 2020, warga ramai-rami turun ke jalan, meninggalkan semua kesibukan di rumah masing-masing untuk datang memperbaiki jalan yang sudah bertahun-tahun tidak diperhatikan pemerintah.
Kecemasan dan keprihatinan warga begitu besar, lantaran kondisi jalan yang dipenuhi lubang-lubang menyebabkan perjalanan yang singkat harus memakan waktu yang lama.
Bukan saja itu, sudah banyak yang harus jatuh dan merasakan kerasnya bebatuan yang timbul di setiap area jalan.
Tumbuh-tumbuhan sepanjang jalan itu juga harus menahan sakitnya penderitaan karena seluruh tubuh dipenuhi abu. Jangan heran jika hijaunya daun tak lagi tergambar dari setiap tumbuhan melainkan warna kecoklatan akibat abu yang begitu dahsyat.
Bermodalkan swadaya murni warga, dana awal yang terkumpul kurang lebih Rp 10 juta begitu membakar semangat untuk memperbaiki jalan.
Dengan keikhlasan hati dan kerinduan akan akses jalan yang bagus, pintu berkat pun berdatangan. Sumbangan para donatur semakin memantapkan langkah yang dirintis.
Meskipun demikian warga masih tetap mengharapkan sumbangan dari para pengguna jalan yang melintasi. Tanpa canggung ibu-ibu rela memikul kotak peduli jalan. Hasilnya tidak seberapa tapi sedikit mengurangi biaya konsumsi bagi warga yang begitu semangat tanpa mengenal lelah meski terik mentari menyengat kulit dan debu memenuhi seluruh tubuh.
Kamis 30 Juli 2020, aktifitas warga yang sejak pukul 15.00 wita telah setia turun ke jalan terlihat biasa-biasa saja. Banyak kerumunan orang di jalan tapi aktifitas pekerjaan tidak lagi terlihat.
Perjuangan dan asa warga Nasipanaf bersama Karang Taruna Adisucipto Penfui akhirnya harus kandas. Persoalannya bukan karena ketiadaan tenaga untuk bekerja namun karena ketiadaan bahan material perbaikan jalan.
Panitia di bawah ketua Kornelis Afoan dan sekretaris Hasan Mansyur meyakinkan warga agar tetap semangat karena apa yang telah dimulai tidak berakhir sia-sia. Buktinya target awal yang direncanakan sepanjang 310 meter sudah bisa diselesaikan.
Lantas, apakah ini adalah akhir dari sebuah perjuangan panjang setelah menunggu sekian tahun lamanya?
Dengan optimisme yang tinggi, warga Nasipanaf tak ingin menyudahi perjuangan ini. Semua masih punya semangat dan tekad yang kuat untuk kembali turun di jalan. Berjibaku dengan kerikil, tanah putih, semen dan tentunya mesin molen untuk memperlancar pekerjaan rabat jalan sadar bakti.
Sekretaris sekaligus Koordinator lapangan, Hasan Mansyur, mengungkapkan pekerjaan warga masyarakat Nasipanaf hari ini harus terhenti karena kehabisan bahan material. Ini bukan akhir dari perjuangan kami.
“Kami sudah menjalankan proposal-proposal ke sejumlah donatur yang dapat membantu kami warga Nasipanaf menyelesaikan perbaikan jalan ini, tapi belum semuanya bisa terkumpulkan,” ungkap Hasan pada media ini, Kamis (30/7/2020).
Ia berharap para donatur ataupun pihak-pihak yang punya kerelaan hati bisa membantu warga masyarakat sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan perbaikan jalan.
“Kami semua berdoa kepada Tuhan semoga dibukakan jalan melalui para donatur dan orang perorangan maupun pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan warga di sini,” katanya.
Diakui Hasan, jalan Sadar Bakti sudah bertahun-tahun tidak diperhatikan oleh pemerintah sehingga hal itu membuat warga berinisiatif secara swadaya memperbaiki jalan.
“Jalan ini sudah banyak memakan korban. Banyak yang celaka. Kami menganggap sampai manusia muncul tanduk pun jalan ini tidak akan bisa diperbaiki. Maka kami bersepakat untuk membangun jalan ini secara swadaya dengan dukungan dari para donatur yang memiliki kepedulian dan hati nurani terhadap penderitaan kami warga di Nasipanaf,” tandas Hasan.
Ketua Karang Taruna Adisucipto Penfui, Jefri Tapobali mengaku semangat masyarakat terutama orang-orang muda sangat dahsyat.
“Kami orang muda memiliki semangat juang tinggi untuk memperbaiki jalan ini. Kami berkeinginan jalan ini harus diperbaiki agar bisa dinikmati oleh orang banyak,” ungkap Tapobali.
Namun semangat saja tidak cukup, kata Tapobali, karena dengan segala keterbatasan yang ada kekurangan bahan material menyebabkan pekerjaan hari ini berakhir lebih awal.
“Kami tidak bisa berbuat banyak karena menyangkut ketersidaan bahan. Semoga saja ada pihak donatur ataupun siapapun yang dengan ikhlas hati mau menyumbang material agar kami dapat melanjutkan pekerjaan ini,” imbuh Tapobali.
“Kami orang muda sudah bertekad untuk menyelesaikan pekerjaan ini sampai tuntas jika memungkinkan dengan ketersidaan bahan. Inilah bentuk tanggung jawab orang muda terhadap lingkungan dimana kami berada,” pungkas Tapobali. (WK)