INFOKINI.NET, LEMBATA – Menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022, kepala dinas pendidikan kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Anselmus Asan Ola buka suara.
Dikatakan, Hardiknas, 2 Mei bersamaan juga dengan Lebaran.
“Jadi kita coba mendesain kembali kira-kira moment apa yang pas untuk kita lakukan kegiatan-kegiatan kita. Akhirnya kita sepakat untuk tanggal 20 Mei hari kebangkitan Nasional, nanti dipadukan dengan hari pendidikan nasional. Jadi kita buat apel di situ,” ungkap kadis, Anselmus Asan Ola kepada media ini bertempat di ruang kerjanya, Kamis (28/4/2022).
Lanjutnya, ada beberapa kegiatan yang sudah direncanakan di situ.
“Pertama kita ingin mendorong anak seperti karakter mereka. Tidak sekedar hura-hura. Jadi ada kegiatan penghijauan. Penghijauan di lingkungan sekolahnya. Teman-teman di F3KS Sementara merancang kira-kira bentuk seperti apa. Tetapi nama dari pohon yang ditanam mencantumkan nama si anak yang menanam sehingga dia punya kewajiban. Kita melatih dia punya tanggung jawab memelihara pohonnya itu mulai dari awalnya menanam,” terang mantan kaban Kesbangpol Lembata ini.
“Kedua, kita sudah berkonsultasi dengan pihak brakat, kita masuk juga di kawasan-kawasan muro. Jadi sekolah-sekolah yang ada muronya, anak-anak sekolah nanti dikisaran tanggal 20 sampai awal Juni nanti, kita akan lakukan kegiatan penghijauan bakau. Sementara kami berkordinasi pembibitannya dari mana, sementara kita cari,” jelas Ansel Bahi sapaan akrabnya.
Dijelaskannya, sekarang sudah masuk merdeka belajar, jadi tergantung sekolah.
“Kita tidak paksa dari sini. Tadi saya kasih keluh ke F3KS bahwa kalau nanti ada perlombaan-perlombaan silakan. Tapi bola kaki Santo Pius sudah jalan, jadi tidak mungkin kita buat, bola voli juga IKA ada buat. Kita ambil pertandingan lain seperti lomba lari, lompat dan lempar yang sekarang atletik sudah mulai lupakan kita coba. Kalau memang sekolah-sekolah sudah siap, kalau ada pentas seni dan budaya silakan karena Rens waktu 20 sampai awal Juni. Kenapa sampai dengan awal Juni karena rencana awal untuk kita punya seminar untuk kurikulum berbasis budaya itu, rencana awal tanggal 5 Mei tetapi karena masuk cuti sehingga kita geser. Kegiatan-kegiatan lain masih ada drum bandnya. Biar anak-anak sudah latihan setengah mati selama ini, biarkan mereka tampil, rancangannya sebelum tanggal 19 sore akan ada devile drum band. Besoknya ada upacara,” tukas mantan sekretaris dinas kesehatan kabupaten Lembata.
“Di upacara akan ada penandatanganan MOU antara dinas, pol PP, yayasan Kemenag dan yayasan-yayasan pemilik sekolah untuk penandatanganan ada satu program kerja samanya yang namanya Sat Pol PP menyapa sekolah (SMS). Ada dua hal di situ, pertama mereka menyapa sekolah terkait dengan ketentraman dan ketertiban, anak-anak tidak boleh berada di luar jam sekolah dan berada di pasar dan lain sebagainya. Tugas mereka memberikan pembinaan ketika mereka kunjung sekolah. Kegiatan kedua, jam sekolah mereka lakukan patroli melihat anak-anak masih berkeluyuran atau apakah bisa di bina sedikit dengan dinas sosial nanti panggil orang tua datang. Kita sudah menyiapkan surat edaran, jam belajar di malam hari, jam 6-7.30 itu jam wajib belajar. Pemberlakuan disesuaikan dengan surat edaran keluar sambil menunggu perda tentang sistem pendidikan berbasis budaya. Untuk sementara kita pakai surat edaran dulu, supaya jadi dasar pol PP dari jam 6-7.30 mereka keliling untuk melihat anak-anak belajar atau tidak. Kalau anak-anak masih keluyuran maka mereka tangkap bawa ke rumahnya dan suruh orang tua jaga untuk mereka belajar,” tutup mantan camat Lebatukan, Lembata ini. (*/WK)