INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang menyatakan, siap berkolaborasi untuk mensukseskan program-program Pemerintah Provinsi NTT.Hal itu terungkap saat tim Politani yang dipimpin oleh Johanis Jeremias, S.Pt, M.Sc , Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan beraudiensi dengan Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM di ruang kerja, Selasa (2/7).
“Ada beberapa program Pemerintah Provinsi yang di dalamnya kami lihat Politani dapat terlibat dan berkolaborasi. Kami mendukung rencana Pemerintah daerah untuk mendirikan pabrik pakan ternak. Karena bisa menjadi penyeimbang pakan dari luar daerah terutama dalam soal penentuan harga sehingga lebih terjangkau dan menguntungkan masyarakat,” jelas Johanis kepada Wagub NTT.
Johanis Jeremias didampingi Cardial Leopenu, S.Pt, M.Sc selaku Kepala Laboratorium (Kalab) Nutrisi dan Pakan Ternak, Anoliab Aotpah, S.Pt, Ph.D , Ketua Jurusan Peternakan, Melinda Moata, SP, Ph.D, Kalab Tanah dan Air, drh Erda Rame Hau, M. Biotech, Kalab Kesehatan Hewan. Hadir pula Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Miqdon Abolla.
Jeremias mengungkapkan, Politani sudah punya pabrik pakan ternak tapi masih sebatas untuk kepentingan pendidikan kampus. Ada niat menjadikannya sebagai salah satu unit pengembangan bisnis serta memiliki merek dagang sendiri. Tapi hal ini belum bisa terwujud karena Politani belum berbentuk Badan Layanan Umum (BLU).
“Pabrik kami ini kiranya dapat menjadi semacam _piloct project_ bagi rencana pemerintah daerah dalam membangun pabrik pakan ternak. Kami juga sudah lama menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan beberapa universitas ternama di Eropa dan Australia. Seperti Universitas Vanhall Laranstein, Belanda khusus konservasi air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, Melbourne Polytechnic untuk Pelatihan Vokasi. Juga dengan Adelaide University untuk pengembangan kelor,” jelas Jeremias.
Politani,lanjut Jeremias, dapat memfasilitasi pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan universitas-universitas ini. Khusus untuk Melbourne Polytechnic, mereka punya komitmen untuk membiayai pelatihan vokasi serta memberikan pendampingan dan pembiayaan bagi para peserta untuk membuka usaha pascapelatihan.
“Jumlah peserta untuk setiap angkatan adalah 10 sampai dengan 15 orang. Sementara Universitas Vanhall akan mengutus tim untuk membawakan materi dalam seminar Konservasi Air pada tangga 8 Juli ini. Tim dari Belanda ini rencananya juga akan beraudiensi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk perkenalkan teknologi panen, tangkap dan simpan air,” jelas Johanis.
Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi,MM menyambut positif dukungan dari Politani tersebut. Sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasional, Politani telah banyak berperan dalam pembangunan di NTT. Secara khusus Wagub sangat antusias dengan tawaran pelatihan vokasi yang ditawarkan oleh Melbourne Polytechnic karena selaras dengan tekad Pemerintah Provinsi mengirimkan banyak anak muda ke luar negeri untuk menempuh pelatihan vokasi.
“Sekarang ini, ada 25 orang anak muda yang sedang menjalani kursus dan masa persiapan di Undana untuk diberangkatkan ke Griffith University. Tentu saja tawaran dari Mellbourne, sangat bagus. Karena Pemerintah Provinsi kemungkinan hanya menanggung biaya transportasi serta akomodasi peserta. Saya minta Politani segera melakukan komunikasi dengan Melbourne (Polytechnic) agar kerjasama ini bisa direalisasikan dalam waktu tidak terlalu lama. Kalu bisa minggu depan, kami sudah mendapatkan gambaran dari Politani. Kita akan fokus pada pelatihan vokasi di bidang pertanian, peternakan dan kelor,” pinta Wagub dalam kesempatan tersebut.
Sementara terkait tekad pemerintah provinsi mendirikan pabrik pakan ternak, Wagub mengungkapkan, Pemerintah Provinsi pasti akan bekerja sama dengan Politani dan universitas-universitas lainnya. Terutama dalam pengembangan bahan bakunya.
“Saya sudah lihat mesin pakan ternak dari Politani. Sangat bagus. Saya minta Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan juga Kadis Peternakan untuk menindaklajuti hal ini. Ke depan, kita konsentrasi untuk mengekspor daging bukan lagi ternak hidup yang utuh. Kita sudah mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat untuk hal membantu peralatan terkait hal ini,” pungkas Wagub Josef Nae Soi. (WK/HMS)