INFOKINI.NET, LEMBATA – Proyek pengerjaan parit dan rabat di RT 21 Kelurahan Lewoleba Kecamatan Nubatukan pada 2019, masih menyisahkan lubang parit yang belum selesai dibangun.
Warga setempat kecewa karena sebelumnya sudah rela membongkar pondasi pagar untuk mendukung penggalian lubang parit tersebut. Yoseph Lalung, warga Kolior yang sudah bongkar pondasi pagarnya mengaku kecewa dengan pekerjaan yang belum tuntas tersebut.
“Saya sudah bangun pondasi untuk pagar namun karena pemerintah mau bangun parit, makanya saya bongkar. Saya sudah bongkar habis, tapi tidak ada kepastian kapan pembangunan paritnya. Padahal lubang parit sudah digali. Saya kecewa sekali,”jelas Yos Lalung kepada Wartawan, Rabu (12/8/2020).
Menurut Yos Lalung, dirinya sudah pernah menanyakan tentang kelanjutan pengerjaan parit tersebut ke pemerintah Kelurahan Lewoleba Kecamatan Nubatukan namun belum mendapat penjelasan pasti.
“Saya sudah pernah ke kantor lurah tanyakan itu, tapi belum jelas bagaimana lanjutannya. Mereka hanya bilang, katanya masih tunggu dana untuk lanjutkan. Saya jadi bingung, kalau belum pasti soal dana, kenapa sudah gali lubang. Padahal material agregat juga belum taruh disini. Ini sangat mengecewakan, ” tambah Yos Lalung.
Sementara itu, Lurah Lewoleba Mikael A.U.S. Rewot, SH menjelaskan penggalian lubang untuk parit di depan rumah milik Bapak Yos Lalung merupakan pekerjaan tambahan dan tidak termasuk dalam rencana awal paket pengerjaan rabat dan parit di salah satu lorong di sekitar tempat tinggal Bapak Yos Lalung.
“Galian parit yang di depan rumah Bapak Yos Lalung itu pekerjaan tambahan. Di luar rencana awal. Sehingga waktu terakhir sebelum serah terima lapangan, saya sudah tegaskan di KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat, red) untuk memperhatikan penggalian di depan rumah Bapak Yos lalung. Saya bilang ke KSM, tolong diatur dengan baik, agar tidak berdampak pada ketidaknyamanan warga tersebut khususnya Bapak Yos Lalung, “ ungkap Rewot saat ditemui di ruang kerjanya Rabu siang (12/08).
Rewot menambahkan pihaknya minta KSM untuk selesaikan agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Maksudnya, setelah galian itu dilakukan, harus diperkuat atau apa namanya,,mungkin talud..atau ditembok, supaya aliran air dari atas bisa terus sampai ke parit utama (yang melintas di Jalan Lasitarda, red). Semua pekerjaan di sana itu, menjadi tanggungjawab KSM. Kita pihak kelurahan hanya fasilitasi administrasi dan pencarian anggarannya,” jelasnya.
Pekerjaan ini mendapat dukungan dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tambahan Pemerintah Kabupaten Lembata tahun 2019.
Sayangnya, pekerjaan ini sudah terlanjur dimulai dengan membuat lubang besar tanpa ada kejelasan kapan kelanjutannya.
Oleh karena itu, pemerintah melalui KSM diharapkan bisa membantu keinginan Bapa Yos Lalung yang sudah terlanjur membongkar pondasi pagarnya demi mendukung pembangunan di wilayah tersebut. (ABM)