Kepala Sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd
INFOKINI.NET, LEMBATA – Luar biasa, Siswa-Siswi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya pelajaran Kimia di SMAN 1 Nubatukan, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur memproduksi cairan pencuci piring.
Kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd kepada media ini bertempat di ruang kerjanya, Senin (20/6/2022) mengatakan ketika berada di lembaga SMAN 1 Nubatukan, dirinya menemukan mutiara berlian bersebaran.
“Kami menemukan mutiara berlian bersebaran di lembaga ini, lalu kita coba memoles. Dan cara kita memoles di bidang akademik salah satunya adalah membangkitkan semangat mereka lalu menunjukkan kepada mereka bagaimana pada waktu mereka berteori di kelas lalu mereka praktekan di luar kelas,” ungkap mantan kepala sekolah SMAN 1 Ile Ape.
Lanjutnya, salah satu kegiatan praktekum Siswa-Siswi di mata pelajaran kimia adalah bagaimana memproduksi sabun cairan pencuci piring.
“Cairan pencuci piring ini sebenarnya produk kedua, mereka sudah pernah uji coba pertama itu untuk kalangan bapak ibu guru dan ternyata kita bawa ke rumah masing-masing dan di rumah nyaman dipakai. Dan tidak ada satupun yang berkomentar atau berprotes tentang dampak negatifnya. Dan ini harum, baik dan bagus. Saya sampaikan ke mereka, kebetulan sekolah ini tahun pelajaran 2022/2023, kelas sepuluhnya, sekolah mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan basis proyek. Jadi pembelajaran itu apapun hasilnya adalah produk. Ya sudahlah kalau begitu sebelum kelas X masuk kita terapkan di kelas XI dan XII. Khususnya di jurusan IPA,” ucap mantan mahasiswa lulusan universitas Negeri Makasar Jurusan Bahasa Inggris ini.
“Kami merancang, mengumpulkan guru mata pelajaran kimia, coba kembangkan kembali produk melalui mekanisme yang melalui standar. Jadi, ini diproduk di Lab kimia dan semua memenuhi standar. Saya sudah sampaikan pada waktu itu, memang pada rapat pengambilan rapot, salah satu orang tua yang cukup kritis menyampaikan tentang ini, bahwa ini bersentuhan dengan piring, gelas jadi harus terhindar dari pengaruh-pengaruh kimia, dan itu memang sudah di hitung semua. Sebelum mereka melakukan ini, mereka melalui kajian-kajian,” sambungnya.
Dijelaskannya, ini produk pertama dan lembaga ini berusaha, bahwa anak-anak ini pada waktunya itu harus mampu menghasilkan sesuatu dan bawa pulang ke rumah.
“Jadi ini diproduksi terus menerus. Hasilnya itu semua untuk kepentingan anak. Bapak ibu guru, orang tua wali, saya berharap penuh, sedikit memaksa mereka untuk membantu anak-anak ini. Sehingga produk-produk mereka ini bisa dipakai untuk masa depan mereka. Ini baru satu, Kita berpikir untuk mengembangkan yang berikutnya hal-hal lain. Sebagaimana awal saya hadir, saya sampaikan, anak-anak kita ini ternyata mereka tumbuh dan bersinar dengan keadaan mereka masing-masing. Dan saya sudah sampaikan kepada guru-guru, jika dia bersinar di mata pelajaran kimia, bangkitkan kimianya, bersinar di pelajaran fisika, bangkitkan fisikanya, bersinar di olahraga, bangkitkan olahraganya sehingga dia tumbuh menjadi dirinya dan tidak menjadi diri bapak ibu guru,” tegas orang nomor satu di SMAN 1 Nubatukan.
Jurusan kimia itu, katanya, terdiri dari empat kelas, kimia 1 sampai kimia 4 dan kurang lebih 100 lebih siswa.
“Itu yang pertama memproduksi cairan. Memang kita berencana mengkaji, meneliti oleh dinas kesehatan, kita sudah dekati orang kesehatan nanti mereka akan lakukan kajian. Tapi jumlah siswa yang ada di jurusan itu mereka 100 lebih siswa jurusan Ipa melakukan ini. Sudah menghasilkan 289 botol untuk pertama, jadi kita sebarkan, distribusikan ke kantor ke bapak ibu guru. Setelah ini kalau kemasan dari Jakarta sudah tiba, kita akan buatkan dalam kemasan khusus untuk cairan ini, lalu kita produk lebih banyak lagi lebih dari ini. Karena, sepertinya respon dari masyarakat, orang tua, setelah mereka melihat ini luar biasa. Mereka memang benar-benar ingin sekali. Mereka sebut bahwa, ini produk lokal yang ternyata bernilai sama dengan produk nasional,” tukas Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Se-kabupaten Lembata ini.
“Pakai di rumah sangat nyaman. Jadi kita mau tunjukan kepada masyarakat, bahwa ternyata anak-anak kita juga mampu membuat hal-hal bersifat nasional ini. Rencana produksi berikutnya adalah sabun mandi,” katanya.
Lebih jauh Dijelaskannya, untuk mata pelajaran biologi, SMAN 1 Nubatukan akan mengembangkan produksi sayur dalam bentuk bioponik.
“Jadi sayur akan tumbuh di atas pipa paralon. Jadi dia tidak di atas tanah. Itu Sayur non kimia, tidak ada unsur kimia. Dari mata pelajaran biologi, kita Pikirkan itu. Mata pelajaran kewirausahaan dalam konsep kita itu, anak-anak perempuan harus mampu menenun selendang. Masuk di mulok, karena nanti, tahun ajaran baru 2022/2023 pada hari Rabu-Kamis, anak-anak mengenakan pakaian khas sekolah. Nanti anak-anak berselendang, tapi selendangnya harus produksi dari sekolah ini, dan itu dihasilkan anak-anak kita di mata pelajaran prakarya kewirausahaan di bawa Kordinasi kewirausahaan sekolah,” tutup kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd. (*/Willy)