INFOKINI.NET, LEMBATA – Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Tuaq Minggu 21 April kembali melakukan pembagian beras di desa Atakowa kecamatan Lebatukan sekaligus panen perdana jagung hibrida milik masyarakat desa Atakowa yang ditanam di Bobu desa Balurenong.
Usai melakukan panen perdana, kanis Tuaq mengaku Bobu memiliki potensi yang luar biasa.
“Saya melihat Bobu itu memiliki potensi besar untuk melakukan planing ke depan,” tandasnya.
Misalnya, katanya, ketika terpilih menjadi bupati pada pilkada 2024 mendatang, ia sudah memiliki gambaran tentang Bobu.
“Seandainya saya jadi bupati 2024, saya sudah ada gambaran tentang Bobu. Kehadiran saya di Bobu, saya melihat potensi yang akan dikembangkan di sana,” katanya.
Setelah ia amati, lanjutnya, potensi yang ada di Bobu itu integrasi antara di laut yaitu garam, peternakan dan pertanian.
“Itu di Bobu sampai Atanila. Terus Atanila sampai di Bean, itu lebih banyak mengarah ke komuditi yang sama tetapi lebih spesifik lagi holtikultura atau sayur-sayuran,” jelasnya.
Kata Kanis sapaan akrabnya, jagung di Bobu potensinya luar biasa.
“Sekarang menjadi hambatan itu bagaimana mendistribusikan dari kebun di Bobu ke atas kota,” terang Kanis.
Terkait ternak, lanjut Kanis, harus berternak ternak besar. “Kalau beternak kita harus bermain di ternak besar seperti sapi, kuda dan ternak-ternak kecil bisa bermain di kambing karena pakannya sudah ada,” papar Kanis.
“Jadi hamparan Bobu ke Atanila kalau mau diklasterkan komuditinya harus di ruminansia, Sapi, kuda dan kambing, itu sangat cocok,” sambung Kanis Tuaq, orang nomor satu di dinas pertanian Lembata.
Jadi, ungkap Kanis, ketika dirinya memiliki partai dan terpilih oleh masyarakat ia akan fokus di bidang peningkatan ekonomi.
“Setelah saya punya partai dan dipilih oleh masyarakat maka saya akan fokus dengan kegiatan peningkatan ekonomi dan PAD, salah satunya di situ. Bobu ke Atanila tembus Wade itu central pengembangan ternak ruminansia sangat luar biasa,” beber Kanis Tuaq.
Sementara, untuk komuditi pertanian sebutnya, ada ubi, jagung dan komuditi peternakan ruminansia sudah ada.
“Sehingga sentuhan pemerintah itu sudah sedikit. Tinggal kita datang bawa bibit, masyarakat pelihara, karena pembiayaan tentang usaha peternakan itu 70 persennya dari pakan. Pakannya sudah ada tinggal hewan datang ke masyarakat kasih makan, uang sudah ada, ekonomi pasti berputar cepat. Jadi integrasi garam, jagung untuk ternak ruminansia itu ekonomi lari cepat,” sebut Kanis Tuaq.
Kanis Tuaq juga mengucapkan terimah kasih kepada para kedes yang sudah dikunjunginya, kades atakowa, kades Puor, kades Imulolong dan kades Posiwatu serta petugas pertanian yang ada di lapangan. (*/Willy)