INFOKINI.NET, LEMBATA – Kepala Sekolah SMAN 1 Nubatukan, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Aloysius Aba, S.Pd dengan tegas mengatakan bahwa, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Nubatukan merupakan tempat membentuk karakter.
“Di sini tempat membentuk karakter, tempat menumbuh kembangkan bakat anak-anak supaya mereka tumbuh menjadi diri mereka pada masa-masa yang akan datang,” tegas kepsek Aloysius Aba saat ditemui media ini di ruang kerjanya, Senin (20/6/2022).
Dikatakannya, kalau anak-anak yang hanya datang memenuhi syarat masuk sebagai siswa SMA, di sini bukan tempatnya.
“Harapan saya yang paling besar adalah anak-anak yang masuk mendaftar di sini adalah anak-anak yang memiliki keinginan kuat mau tumbuh, cerdas dan berkarakter di sekolah ini dan memiliki keinginan kuat untuk maju,” harap orang nomor satu di SMAN 1 Nubatukan.
Ia menjelaskan, tahun ini SMAN 1 Nubatukan mendapat kepercayaan dari dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT untuk penerimaan peserta didik secara online itu sebanyak 12 rombel dengan masing-masing rombel.
“Sehingga total 12 rombel itu menjadi 432. Memang kebetulan saya mendapat kesempatan untuk komentar tentang ini, saya mesti terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf kepada bapak ibu orang tua wali di kabupaten ini maupun luar kabupaten dengan jalur yang mungkin berbeda-beda untuk masuk ke SMAN 1 Nubatukan tetapi tidak mendapat kesempatan.
Karena contohnya jalur zonasi zona 1 hari ini saja, kita buka jam 8 tadi pagi itu pukul 8.30 sampai kurang lima menit jam 9, itu zona 1 sudah habis,” jelas mantan kepala sekolah SMAN 1 Ile Ape ini.
“Sekarang tinggal zona afirmasi. Jalur afirmasi ini, tadi siang saya pantau sudah selesai (habis). Sekarang tinggal jalur prestasi akademik dan non-akademik. Mudah-mudahan sampai hari kedua kita masih memiliki kuota jalur prestasi akademik sehingga kita akan sampaikan ke provinsi bisa buka peluang untuk kita membuka kembali jalur yang lain yang sudah penuh sehingga memenuhi kuota 432. Jadi kita mendapatkan kuota 432 untuk tahun ajaran 2022/2023,” katanya.
Sementara, untuk tahun ini, lanjutnya, SMAN 1 Nubatukan berlakukan wawancara siswa dengan orang tua.
“Dari 432 itu akan diwawancarai oleh 20 orang guru-guru senior dengan BK. Kita akan mendapatkan informasi cukup banyak tentang siswa termasuk orang tua. Jadi wawancara siswa dengan orang tua, sehingga pada waktu proses pembelajaran berlangsung itu orang tua sudah tau. Oh, pada waktu wawancara kita mendapat informasi tentang ini, sehingga anak-anak tidak kaget dalam pemberlakuan aturan. Kita memberlakukan aturan akademik siswa. Misalnya anak-anak itu sudah diberi gambaran saat wawancara. Sekolah juga mendapat tambahan informasi dari orang tua, oh siswa ini ternyata perekonomian orang tuanya seperti A, seperti B dan C sehingga kita bisa tahu. Dalam mengambil kebijakan-kebijakan berikutnya bersama komite dan orang tua wali kita mesti pilahkan, jangan bantai habis tanpa melihat semua anak. Karena anak dengan kondisi kehidupan yang berbeda-beda,” tutup kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd. (*/Willy)