Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Gubernur NTT : Guru Harus Mampu Membentuk Karakter Siswa

274
×

Gubernur NTT : Guru Harus Mampu Membentuk Karakter Siswa

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET — KOTA KUPANG — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan bahwa peran seorang guru bukan sebagai sumber ilmu namun lebih kepada bagaimana dapat mengarahkan para murid untuk membentuk karakter diri yang berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Gubernur saat bertatap muka langsung dengan Suster Marcelina Lidi, SSpS selaku Kepala Sekolah SMAK Bhaktyarsa Maumere di ruang kerja Gubernur, kamis (6/8).

Ada dua Hal yang menjadi perhatian khusus, yakni persoalan peran para guru dalam membentuk karakter siswa/i dan persoalan sosial budaya adat istiadat yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karakter siswa/i di NTT

“Tugas guru itu bukan sebagai sumber ilmu, tapi harus menjadi pendamping yang baik bagi siswa/i dalam menemukan karakter dirinya sandiri. Dan seorang guru tentu harus memiliki integritas tinggi,” jelas Gubernur VBL.

“Orang yang hebat bukan orang yang tidak punya salah, karena jika dia buat kesalahan berarti dia bisa berkembang menjadi Lebih baik lagi,” pungkas Gubernur Viktor.

Terkait pendidikan, Suster Marcelina menilai bahwa walaupun pendidikan di lingkungan sekolah Katolik telah memenuhi sebagian unsur pendidikan penguatan karakter namun kualitas dan kapasitas dari guru pun juga menjadi faktor penting kualitas karakter para siswa/i terlebih dari tingkat pendidikan yang paling bawah.

“Yang harus diubah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TKK) adalah bobot gurunya, kualitas gurunya. Guru TKK, selain berpendidikan tinggi namun juga harus mempunyai integritas yang tinggi pula,” kata Suster Marcelina.

“Hal yang paling berat sebenarnya adalah peran Guru TKK dan Sekolah Dasar (SD), kenapa?, karena peran merekalah yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa/i mulai dari usia dini.” tambah Suster Mercelina.

Sementara itu kepala sekolah SMAK Bhaktyarsa ini juga menjelaskan bahwa sebagian adat istiadat dan tradisi kebiasaan masyarakat NTT memiliki dampak yang kurang baik bagi perkembangan pendidikan di NTT.

“Kita di NTT banyak masyarakat khususnya orang tua yang secara ekonomi kurang mampu, tapi selalu memaksakan diri membuat pesta yang besar untuk acara anaknya, contohnya acara nikah, ulang tahun anak serta sambut baru. Nah Hal-hal seperti ini yang membuat kita tidak maju-maju ” jelas Suster Marcelina. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *