Scroll untuk baca artikel
Daerah

Erlina Dangu Sebut Komsumsi Miras Adalah Salah Satu Perilaku Berisiko

243
×

Erlina Dangu Sebut Komsumsi Miras Adalah Salah Satu Perilaku Berisiko

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Program Implementasi Area Manager  Yayasan Plan Internasional Area Lembata, Erlina Dangu menyebut, Komsumsi Miras, merokok adalah perilaku beresiko.

“Komsumsi miras, rokok. Itu perilaku-perilaku berisiko,” ungkap None Dangu sapaan akrabnya Erlina Dangu saat berdiskusi dengan wartawan, Rabu (18/8/2021).

Lanjut dikatakannya, pada tahun 2020, kasus kehamilan di bawah usia 19 tahun di kabupaten Lembata meningkat.

“Dari awal, anak harus mengenal dirinya seperti apa. Bagaimana menghindari perilaku berisiko. Kehamilan remaja ini disebabkan karena perilaku beresiko,” tegas None Dangu.

Sementara, kasus kekerasan anak di Lembata, kata None Dangu cukup tinggi.

“Data ini berdasarkan data P2PA kabupaten Lembata tahun 2020 kurang lebih 135 kasus dengan berbagai kategori. Ada kekerasan seksual pada anak, kekerasan Fisik dan KDRT, psikis, penelantaran anak, penculikan, pembuangan bayi, anak sebagai pelaku laka lantas dan pencurian,” jelasnya.

Juni 2021, None Dangu mengungkapkan, angkanya juga lumayan tinggi.

“Kekerasan seksual ada 19 kasus, fisik 5 kasus, psikis 16 kasus, penelantaran anak, penculikan anak, kehamilan, pelaku laka lantas dengan berbagai jumlahnya. Ini data dari P2PA kabupaten Lembata,” terang None Dangu.

Untuk tingkat kehamilan anak di bawah usia 19 tahun juga cukup tinggi.

“2020 ada 179 kasus. Mulai dari anak 15 tahun sudah mengalami kehamilan.
Untuk tantangan, masih ada sebagian keluarga, terkait pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi masih kurang. Terutama untuk pendidikan seksual di dalam keluarga,” tandasnya.

Khusus untuk sekolah, dikatakannya, prioritas pengelolaan kebersihan menstruasi pada anak perempuan masih sangat minim.

“Dan saya kira belum ada pelajaran atau muatan lokal terkait hal ini,” imbuh None Dangu.

“Masih ada asumsi atau opini bahwa pengembangan diri bagi anak dan remaja itu tidak penting. Pengurangan pendapatan dari keluarga ini juga salah satu faktor pernikahan usia anak,” tutup None Dangu. (*/WK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *