INFOKINI.NET, LEMBATA – Buku bertajuk ” Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya”, segera diluncurkan sebagai Kado Terindah pada Hari Ulang Tahun (HUT) Otonomi Kabupaten Lembata ke-23 (12 Oktober 1999-12 Oktober 2022). Buku monumental setebal 525 halaman itu telah diagendakan dalam acara Launcing pertama secara adat dan budaya ditempat bersejarah Hadakewa, Selasa, 11/10/2022.
Lauching kedua akan dilaksanakan pada Rabu, 12/10/2022 di Hotel Palm Indah Lewoleba sekaligus diadakan seminar.
Thomas B. Ataladjar, Jurnalis sekaligus Penulis buku ” Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya” kepada wartawan, Senin (10/10/2022) mengatakan, tujuan buku ini di tulis yang pertama untuk generasi muda untuk memahami sejarah dan budaya kampung halaman.
“Kemudian Pemda dan dunia Pariwisata perlu baca buku ini. Dan buku ini secara gratis akan dibagikan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di kabupaten Lembata,” katanya.
Thomas Ataladjar berharap, dengan buku ini dapat melahirkan modul -modul muatan lokal Sehingga siswa-siswi SD, SMP dan SMA memahami sejarah.
“Satu hal yang ironis dan kita semua alami adalah, ketika di tanya Imam Bonjol dan Teuku Umar kita hafal luar kepala, tetapi ketika ditanya Polo Ama semua tidak tau,” ungkapnya.
“Seluruh buku ini harus sampai ke semua sekolah dari SD, SMP dan SMA dan juga semua kepala desa dan camat di Lembata Pemda, DPRD dan dinas-dinas terkait harus sampai ke tangan mereka. Persembahan gratis. tidak di jual,” sambung dia.
Pada kesempatan yang sama,
Dr. Yapi Taum, Dosen Bahasa dan Sastra Universitas Sanata Dharma Jogjakarta mengatakan, selama ini sejarah Lembata itu dibutuhkan secara lisan dan belum ada tulisan yang merepresentasi sejarah Lembata secara akademis.
“Saya berharap bahwa buku yang ditulis pak Thomas Ataladjar ini akan menjadi Oficio history dari Lembata ini,” ucap Yapi Taum.
Dikatakan, buku ini penting sekali untuk menjawab pertanyaan apakah Lembata mempunyai sejarah.
“”Kalau kita membaca buku ini dari awal sampai akhir, ada 10 tonggak sejarah penting Lembata ini dari jaman prasejarah sampai saat ini. Dan kita akan membaca beberapa pejuang otonomi, beberapa yang masih hidup dan ada di sini,” tandas Yapi Taum.
Tetapi, Lanjutnya, catatan penting dalam buku ini adalah bahwa seluruh rakyat Lembata ini berjuang dengan caranya masing-masing untuk mencapai otonomi Lembata.
“Terutama alasan luka sejarah yang sangat panjang yaitu fragmentasi rakyat Lembata,” terang Putra kelahiran desa Ataili kabupaten Lembata ini.
Sementara, H. Sulaeman L. Hamzah, Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem menjelaskan, buku ini bukan hadir dengan tiba-tiba namun katanya, melalui pergumulan yang panjang dikerjakan satu orang yakni pak Thomas Ataladjar sendiri.
“Dengan mengumpulkan segala dokumen, mewawancarai pelaku-pelaku sejarah dan itu semua lengkap dalam buku ini. Saya kira ini penting untuk kita ketahui bersama sehingga sesuatu yang hilang itu bisa dibutuhkan lagi,” tutup H. Sulaeman L. Hamzah, Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem. (*/WK)