INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Keluarga besar Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar doa bersama secara virtual untuk Alm. Eliaser Yentji Sunur, Bupati Lembata yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Lembata yang meninggal pada Sabtu (17/7/2021).
Doa bersama itu dipimpin oleh Rm. Maxi Un Bria, Pr dan Pdt. Juliana Hau Bale, S.Th dan diikuti Pengurus DD I Golkar TT serta para kader Golkar se Provinsi NTT.
Ketua DPD I Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena usai doa tersebut mengatakan, Alm. Yentji Sunur adalah politisi yang memiliki jiwa wiarausaha yang tinggi, sehingga dalam berbagai kebijakannya selama memimpin Kabupaten Lembata selalu mengarah pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Sebagai Ketua Golkar NTT, belum lama saya bangun koordinasi dan kemitraan, namun dalam rentang waktu yang singkat itu, Pak Yentji Sunur ingin menghadirkan orang-orang terbaik di legsilatif baik di Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Bahkan beliau sedang mempersiapkan Pak Yohanes De Rosari untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai Bupati Lembata,” sebut Melki Laka Lena.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini mengatakan, Partai Golkar telah kehilangan salah satu kader terbaik yang sedang diproses menjadi Calon Wakil Gubernur NTT dan juga Caleg DPR RI dari Partai Golkar.
“Meskipun waktunya memeimpin Golkar Lembata belum terlalu lama, namun Pak Yentji Sunur sudah berbuat banyak untuk partai Golkar,” ujar Melki Laka Lana.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Provinsi NTT yang juga mantan Ketua DPRD Lembata, Yohanes De Rosari menyebutkan, Yentji Sunur adalah figur Bupati yang cerdas dan inovatif.
“Selama masa karya 2011-2016 bersama Pak Yance di Lembata saya merasakan benar seperti apa beliau bekerja. Beliau sangat cerdas dan inovatif. Sebagai Ketua DPRD yang mitra dengan beliau, saya harus akui bahwa beliau pemimpin yang piawai,” ujar Hoat, sapaan akrab Yohanes De Rosari.
Pemuda Katolik Minta Warga Jangan Lagi Cela Alm. Yentji Sunur
Ketua Kmosariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik Provinsi NTT, Agus Payong Boli, SH, MH meminta masyarakat NTT khususnya warga Lembata agar tidak lagi mencela Alm. Eliaser Yentji Sunur.
“Jangan lagi memproduksi narasi-narasi yang memojokan almahrum Yentji Sunur di tengah kedukaan keluarga,” sebut Payong Boli dilansir dari betabutu.com.
Wakil Bupati Flores Timur ini mengaku heran, mengapa orang yang sudah meninggal dunia masih saja dibully di media sosial.
“Pemuda Katolik NTT meminta kita semua, terlebih kaum muda, di tengah kedukaan ini jangan kita produksi narasi-narasi yang memojokan almahrum selagi kita masih hidup. Ini bukan waktu yang tepat,” ujarnya.
Menurut Payong Boli, secara imania, agama apapun, dan budaya ketimuran mengajarkan kita untuk saling memaafkan.
“Apalagi kepada seseorang yang telah meninggal dunia,” katanya. (*/WK)
