Scroll untuk baca artikel
Daerah

Uskup Larantuka Minta Jalur Prosesi Disterilkan

255
×

Uskup Larantuka Minta Jalur Prosesi Disterilkan

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, FLOTIM – Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung meminta semua pihak untuk mensterilkan jalur prosesi Jum’at Agung di Larantuka.

“Kota ini adalah kota yang telah dimeteraikan oleh telapak kaki Bunda Maria. Karena itu saya minta kita semua, seluruh pihak untuk mensterilkan seluruh jalur prosesi. Kita bersihkan kota ini.” permintaan itu disampaikan Mgr. Fransiskus Kopong Kung ketika memimpin rekoleksi bagi seluruh agen pastoral dan para pelaku devosi dalam rangka persiapan Semana Santa 2023, Senin (27/3/2023) petang di Katedral Larantuka.

Selain mensterilkan jalur proses, Mgr. Fransiskus Kopong Kung juga meminta aktivitas komersial di seluruh taman kota Larantuka juga ditutup selama pelaksanaan Semana Santa.

“Saya juga minta kepada semua pihak untuk menutup taman kota Larantuka sejak hari Rabu Trewa sampai hari Sabtu Santo. Rumah-rumah makan yang terletak di jalur proses juga saya minta untuk ditutup selama hari-hari itu.” pinta uskup Larantuka.

Penutupan sementara aktivitas komersial pada rumah-rumah yang terletak di jalur prosesi itu, menurut Mgr. Fransiskus Kopong Kung, antara lain agar rumah makan yang ada tidak dijadikan tempat bagi orang-orang untuk menonton para peziarah yang datang.

Dalam rekoleksi itu, Mgr. Fransiskus Kopong Kung juga mengingatkan seluruh pelaku devosi untuk bersikap ramah dengan siapa saja, terutama para peziarah yang datang.

Mgr. Fransiskus Kopong Kung memperkirakan, Semana Santa tahun 2023 ini akan dihadiri oleh banyak sekali peziarah, setelah lebih kurang 3 tahun pelaksanaan Semana Santa ditutup akibat pandemi covid-19.

Karena itu Uskup Larantuka itu mengingatkan seluruh pelaku devosi harus ramah kepada siapa saja, termasuk kepada para peziarah yang datang.

“Sapalah mereka dengan baik, karena mereka semua adalah saudara kita. Mereka datang ke Larantuka bukan semata karena kita punya tradisi yang unik. Mereka datang ke Larantuka terutama karena mereka juga ingin memperoleh rahmat dari Bunda Maria yang pernah menapakan kakinya di kota kita ini.” harap orang nomor satu di keuskupan Larantuka.

Mgr. Fransiskus Kopong Kung pada rekoleksi itu juga menceritakan beberapa fakta sejarah tentang Larantuka. Salah satu fakta sejarah tersebut, demikian Mgr. Fransiskus Kopong Kung yaitu bahwa Larantuka pernah menjadi satu-satu kerajaan Katolik di seluruh dunia, yang dipimpin oleh Bunda Maria setelah Raja Larantuka ketika itu menyerahkan tongkat kerajaan kepada Bunda Maria.

Fakta sejarah itu lanjut Mgr. Fransiskus Kopong Kung, tidak pernah berubah hingga saat ini.

“Walaupun sistim pemerintahan telah berubah dari kerajaan ke republik, namun fakta Larantuka sebagai sebuah Kerajaan Katolik tidak pernah berubah. Sampai saat ini, tidak pernah ada raja yang membatalkan atau menarik kembali tongkat kerajaan Larantuka yang pernah diserahkan kepada Bunda Maria oleh raja terdahulu.” jelas uskup Larantuka.

“Selain itu, ketika tahun 1951 Mgr. Gabriel Manek ditahbiskan jadi Uskup Larantuka, beliau memilih “Maria Protogente – di bawah perlindungan Maria” sebagai mottonya. Artinya, kota Larantuka juga telah diserahkan perlindungannya kepada Bunda Maria oleh Uskup. Ini juga fakta sejarah yang tidak akan berubah, walaupun uskupnya terus berganti,” tutup Mgr. Fransiskus Kopong Kung. ****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *