Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Antar 212 Mahasiswa Magang di Lembata, Syamsul Hadi : Lembata Cukup Kuat Kedaulatan Pangan Lokal

35
×

Antar 212 Mahasiswa Magang di Lembata, Syamsul Hadi : Lembata Cukup Kuat Kedaulatan Pangan Lokal

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sjamsul Hadi Sabtu 5 oktober 2024 menyerahkan sebanyak 212 mahasiswa untuk melakukan magang di kabupaten Lembata.

Dikatakannya, Kemendikbudristek
menyelenggarakan di Lembata mengingat Lembata dari sisi karakteristik dan latar belakang sejarah terkait dengan kedaulatan pangan lokal.

“Lembata cukup kuat kedaulatan pangan lokal. Namun dengan pergeseran budaya dan kondisi saat ini juga perubahan iklim yang signifikan, Kami melihat dari sisi sikologis dan karakteristik di wilayah Lembata memiliki kekhususan di mana masyarakat adatnya dari sisi kearifan lokal masih begitu kuat,” tegas Sjamsul.

Dan juga, lanjutnya, pulau Lembata dengan ketersedian pangan, sebagian besar pangan khususnya beras masih di datangkan dari luar Lembata.

“Sementara melalui pendekatan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) mudah percaya untuk kedaulatan pangan dan kiranya mahasiswa bisa hadir dan mendata potensi desa di kawasan Lembata untuk diketahui potensi di masing-masing desa,” terangnya.

Ke depan, katanya, dengan pendekatan kearifan lokal dan inovasi dari masing-masing siswa dengan membawa pengetahuan dari kampus sehingga membawa perubahan pada desa di kabupaten Lembata.

“Di mana perubahan karakteristik dalam rangka ketahanan pangan lokal kembali menjadi sebuah gerakan di kabupaten Lembata sekaligus Lembata menjadi titik awal kebangkitan pangan lokal Nusantara.

“Sebelumnya kami juga bergerak di wilayah NTT di wilayah Flotim, Sikka dan Alor. Dan ini menjadi sebuah program yang pertama berkaitan dengan kedaulatan pangan di pulau-pulau kecil dan juga program muda berdaya kedaulatan pangan di Lembata sehingga nantinya kabupaten Lembata bisa membawa perubahan khususnya dalam ketahanan pangan dalam arti kelanjutan kedaulatan ketahanan pangan lokal,” sambung Sjamsul.

Ia juga menyampaikan bahwa MBKP merupakan salah satu terobosan pemajuan kebudayaan yang merupakan kolaborasi erat antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikelola Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek).

“Adik-adik ini telah terpilih untuk ikut membangun Lembata melalui pendekatan kebudayaan,” ucap Sjamsul Hadi.

Ia mengungkapkan bahwa MBKP merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang pangan lokal dengan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi gagasan, minat, dan bakatnya untuk menghasilkan aksi atau karya inovatif. Hal ini juga merupakan bentuk upaya memberdayakan ekosistem kebudayaan untuk pemulihan lingkungan berkelanjutan dan mewujudkan kedaulatan pangan.

“Saya harapkan adik-adik mahasiswa dapat menemukenali dan belajar bersama para mentor dan para pemangku adat yang mengetahui dan memahami kearifan lokal, dengan mengidentifikasi berbagai pangan lokal dan teknik-teknik memproduksinya,” pungkas Sjamsul.

Untuk diketahui, sebanyak 212 mahasiswa tersebut tersebar di 29 desa 9 kecamatan di Kabupaten Lembata. (*/Willy)