INFOKINI.NET, LEMBATA – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Nubatukan, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) memasang Closed Circuit Television (CCTV).
Terkait dengan pemasangan CCTV tersebut, kepala sekolah SMAN 1 Nubatukan, Aloysius Aba, S.Pd buka suara.
Dikatakannya, soal pemasangan CCTV di sekolah, menurutnya, itu hal biasa saja.
“Tetapi kami melihat urgen dengan total siswa, tahun lalu 1167 dan pada tahun ini nanti sesuai siswa baru yang masuk nanti 1234. Na jumlah gurunya 94, ini mesti di monitori mereka dengan cukup baik dan efektif. Dan kami yakin dan percaya bahwa media seperti ini membantu kita untuk semua kegiatan,” ungkapnya, Kamis (23/6/2022).
Selain memantau guru dan siswa di sekolah, lanjutnya, CCTV juga difungsikan untuk memonitoring pembelajaran di kelas.
“Jadi nanti ke depan, CCTV ini akan terkonek langsung dengan handphone kepala sekolah dan laptop. Apabila saya (kepala sekolah) berada di luar daerah, saya bisa bantu memantau keadaan guru di kelas, keadaan semua aktivitas akademik yang ada di SMAN 1 Nubatukan,” jelasnya.
“Pentingnya pemasangan CCTV ini kami berpikir menjemput era digitalisasi, ketika semua proses pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk memaksimalkan siswa itu sendiri dalam proses pembelajaran, alat bantu kita yang paling praktis di zaman ini adalah salah satunya CCTV. Sehingga hal-hal mana yang tidak dapat dijangkau dengan kasat mata, kita bisa mampu menjangkau melalui CCTV,” sambung orang nomor satu di SMAN 1 Nubatukan.
Dijelaskannya, ada 34 titik yang ada di SMAN 1 Nubatukan, baik di luar kelas maupun di dalam kelas.
“Memang di kelas belum maksimal, nanti pada perubahan anggaran kita akan minta untuk dilakukan pengadaan CCTV untuk semua kelas. Jadi ada 34 kelas, rencana kita akan dipasang dengan CCTV, sehingga aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran itu termonitor secara total dari masuk sampai keluar. Kalau monitoring kami selama ini, luar biasa sekali karena dia bisa mampu merekam kejadian-kejadian yang sekian hari sebelumya. Pernah kita mencoba untuk mereview ulang atau melihat kembali memang ada hal-hal yang terjadi pada waktu lalu tetap, sedang melakukan apa itu terpantau dengan kualitas yang cukup baik sehingga hal-hal seperti itu membuat pekerjaan-pekerjaan kita yang terasa sulit selama ini bisa menjadi begitu lancar,” katanya.
Dari 34 titik, jelasnya, yang sudah terpasang ada 12 kelas.
“Karena titik lainnya konsentrasi kita di gerbang masuk, halaman tempat berkumpulnya anak-anak dan sudut-sudut selama ini yang mana pantauan kita rentan terhadap hal-hal yang tidak kita inginkan,” tutup mantan kepala sekolah SMAN 1 Ile Ape. (*/Willy)