INFOKINI.NET, KUPANG – Komandan Korem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Iman Budiman, S.E., bersama para Kasi Kasrem 161/WS menerima Tim Penanganan Stunting di Wilayah NTT dan berdiskusi dengan dr. Elvine G., Sp. KJ bersama BKKBN.
Kegiatan diskusi bertempat di Lobi Makorem 161/WS Jln. W.J Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang, Sabtu (09/04/2022).
Brigjen TNI Budiman menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang hadir di Korem 161/WS dan para Kasi Kasrem 161/WS.
“Pada hari ini sengaja kita berkumpul dan berdiskusi singkat-singkat saja yang berkaitan dengan apa yang sering saya sampaikan bahwa dimanapun kita ditugaskan selalu bermanfaat bagi daerah setempat”, ungkap Danrem 161/WS.
“Kita tahu dan kita menyadari, bahwa untuk membuat tinggi badan anak-anak dan untuk mencegah stunting terjadi itu tidak sekedar di masa pertumbuhan mereka saja tetapi sudah jauh sebelumnya di mulai dari kandungan sampai persalinan dengan persiapan gizi yang memadai atau cadangan energi yang di butuhkan oleh orangtuanya masing-masing itu persoalannya. Kita membatasi persoalan-persoalan, sekian banyak persoalan yang sudah diketahui oleh BKKBN, kemudian Kodam IX/Udayana dalam hal ini Korem 161/Wira Sakti mencoba membantu dua saja dari sekian banyak persoalan”, papar Danrem 161/WS menambahkan.
Dijelaskan Danrem 161/WS,
yang pertama dari penyiapan air bersih bersama dengan Kementerian-kementerian terkait dimulai dari Pompa Hidram dan Sumur Bor.
“Kita dekatkan air ke pemukiman masyarakat yang selama ini masyarakat tinggal di perbukitan sementara air ada di lembah sehingga mereka mengaksesnya untuk sehari hari cukup terbatas tetapi sudah hampir 240 Pompa Hidram sudah terpasang se-Nusa Tenggara Timur (NTT). Kenyataannya menyediakan air bersih untuk masyarakat di kampung walaupun sudah dekat tetapi tidak serta merta karena dari 14 titik yang sudah saya survey dan sudah berjalan dimanfaatkan iya. Tetapi konsumsi air minum per orangnya masih tetap di bawah standar, ternyata orang NTT itu minumnya di bawah setengah liter per orang per hari”, tandasnya.
Kemudian yang kedua, kata Danrem 161/WS yaitu protein.
“Kekurangan konsumsi protein ini apabila protein yang kita maksud adalah hewan artinya daging berarti kita harus cari alternatif ; salah satu contoh anak umur 1 tahun atau 2 tahun itu membutuhkan protein dari daging hewan brapa kilo gram?tetapi kultur/budaya daerah sini kebiasaan masyarakat banyak beternak seperti babi maupun sapi namun itu bukan sebagai sumber protein akan tetapi itu merupakan sumber uang untuk kebutuhan sekolah dan lain lain, seperti itulah mindset atau gambaran di NTT ini”, ujarnya.
Dikatakan Danrem, Korem 161/WS bekerjasama dengan Dapur Kelor yang saat ini sedang berjalan dari rumah ke rumah bisa memanen daun kelor dan dikelola menjadi tepung.
“Ini merupakan langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan masyarakat dan kelor ini bisa setara dengan protein dan gizi, ini sungguh luar biasa”, tambahnya.
Pada kesempatan yang sama dr. Elvine G., Sp. KJ., menyampaikan, bahwa dirinya bersama tim sudah melihat langsung lokasi yang sebenarnya.
“Kami bersama tim menuju TTS dan turun ke rumah-rumah dan menanyakan langsung ke anak-anak beserta ibunya, dari situ saya menanyakan baik pada ibunya maupun anaknya kalau makan pakai apa? Anak-anak menjawab makan nasi, terus saya tanya pakai apa lagi? Pakai air sayur dan ayam itupun sekali katanya. Kata orang sini, sekali itu sudah lama bisa-bisa 1 minggu. Sehingga, hal ini harus benar-benar disosialisasikan dan di mulai dari tingkatan Desa supaya mereka paham bagaimana protein dan gizi yang harus kita konsumsi. Barangkali nantinya dibantu oleh ibu-ibu Babinsa, semua perlu di evaluasi di setiap perkembangannya terutama ibu hamil. Saya sering webiner dengan ibu Persit, semoga ibu Babinsa bisa ikut sertakan dalam mengatasi stunting di NTT ini”, ucapnya.
Turut hadir pada kegiatan diskusi ini para Kasi Kasrem 161/WS, dr. Elvine G., Sp. KJ bersama Tim, Ibu-ibu Persit, Bapak Indras, Bapak Deddy, Dinkes Prov. NTT, BKKBN dan DP3AKB. (*/WK)