Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Peringati HUT SMPN 1 Nubatukan, Kadis Pendidikan Lembata : Pembentukan Karakter tidak Hanya Dilimpahkan kepada Lembaga Pendidikan

358
×

Peringati HUT SMPN 1 Nubatukan, Kadis Pendidikan Lembata : Pembentukan Karakter tidak Hanya Dilimpahkan kepada Lembaga Pendidikan

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Anselmus Asan Ola mengatakan, pembentukan karakter anak tidak hanya dilimpahkan kepada Lembaga Pendidikan.

“Namun diperlukan sinergi antar sekolah, keluarga dan masyarakat. Inilah yang dinamakan sebagai pendidikan keluarga,” ungkap kadis Anselmus Asan Ola
saat menghadiri acara peringatan HUT SMPN 1 Nubatukan ke 43, Kamis (31/3/2022).

Lanjutnya, pendidikan karakter juga harus terus-menerus dilakukan pada lembaga pendidikan SMPN 1 Nubatukan.

“Pendidikan karakter tidak hanya membuat anak itu menjadi cerdas intelektual, juga cerdas hati nurani (emosional) dan sosial serta tak mengesampingkan spritual,” tegas mantan kaban Kesbangpol Lembata ini.

Dikatakan, tugas Lembaga pendidikan mampu melahirkan anak yang cerdas dan tidak sombong.

“Unsur tersebut harus saling mendukung untuk peningkatan pembentukan karakter peserta didik. Jika tidak ada ketidaksinergian, pembentukan karakter peserta didik menjadi parsial, dan tidak holistik, akibatnya muncul gejala anak yang bersikap baik di sekolah tetapi di luar sekolah berperilaku kurang baik,” tandas Ansel Bahi sapaan akrab Anselmus Asan Ola.

Lebih jauh dijelaskan, namanya juga SMPN 1, maka dia harus yang pertama.

“7 tahun lagi pesta Emas SMP Negeri 1 Nubatukan, maka emas itu harus muncul dari sini. Maka perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak baik para guru, orang tua dan pemerintah guna mengembangkan SMPN 1 Nubatukan agar menjadi sekolah rujukan,” harap kadis Ansel Bahi.

Dijelaskan, di Lembaga Pendidikan SMPN 1 Nubatukan ke depannya menjadi tanggung jawab para guru untuk membangun karakter para siswa.

“Ini tegur sapa saja susah, karena sepintar apapun, ketika karakter anak jelek, Ia tidak akan berhasil dikemudian hari”, terangnya.

“Jadi pendidikan karakter harus menjadi prioritas, para guru diminta memberikan teladan yang baik serta menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada peserta didik di sekolah. Ketika mereka kembali kerumah membawa nilai-nilai itu dan ditularkan kepada teman-teman, orang tua, dan masyarakat”, imbuh Ansel Bahi.

Menjadi anak-anak paripurna harus begitu, kata Ansel Bahi, karena di sekolah hanya 5 jam selebihnya berada dengan keluarga masyarakat.

“Maka sesungguhnya tanggung jawab yang paling besar adalah keluarga, masyarakat dan pemerintah”, tutup kadis pendidikan Lembata, Anselmus Asan Ola. (*/WK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *