Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

UT Kupang Lepas 467 Wisudawan

230
×

UT Kupang Lepas 467 Wisudawan

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Universitas Terbuka (UT) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melepas 467 Wisudawan/ti  bertempat di hotel Grand Mutiara, Selasa (17/09).

Usai melepas sebanyak 467 wisudawan/ti, Direktur UT Kupang, Drs. Yos Sudarso kepada media ini mengatakan, dari wisudawan/ti yang dilepaskan hari ini sebagian besar sudah memiliki pekerjaan.

“Wisudawan/ti hari ini banyak yang sudah bekerja,” kata Yos.

Dia juga menjelaskan bahwa tiga dari antara 467 wisudawan/ti merupakan lulusan terbaik.

“Lulusan terbaik ada tiga orang, hadiahnya kami masih memberikan penghargaan berupa cinderamata dan piagam,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Ali Muktiyanto, SE, MSI selaku Dekan Fakultas Ekonomi UT, mengatakan bahwa UT sebagai etalase pendidikan yang selalu menyiapakan fasilitas bagi mahasiswa agar bisa belajar dengan gayanya sendiri, mulai dari berbasis cetak maupun digital.

“Itu semua kita siapkan. Jadi mahasiswa yang tidak terbiasa dengan digital, kita siapkan bahan ajar cetak,” katanya.

Lanjut Muktiyanto, dalam skema perkembangan, UT selalu mengarahkan semua fasilitas dalam proses pembelajaran secara digital. “Sehingga cepat atau lambat, mahasiswa akan terbiasa pada saat menggunakan tehknologi digital,” terangnya.

Menurut Muktiyanto, Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa, UT menerapkan tiga (3) literasi bagi mahasiswa yang perlu dikuasai.

Pertama, Literasi data, mahasiswa harus paham dengan data. “Hari ini kalau mahasiswa tidak paham tentang data, maka akan ketinggalan dan tidak bisa mengimbangi yang lain,” jelasnya.

Kedua, Literasi Digital, penggunaan teknologi informasi sangatlah penting dalam membantu proses kehidupan seorang mahasiswa. “Ini sangatlah penting bagi seorang mahasiswa,” ungkapnya.

Ketiga, Human Literasi, literasi tentang kemanusiaan. Kata Muktiyanto, ini tidak bisa diberikan oleh mesin, harus dengan manusia yang berkarakter dan bermoral.

“Maka kita juga akan mendorong inklus moral bangsa dalam proses pembelajaran itu,” tutupnya. (Willy)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *