Kadis Pendidikan Kabupaten Lembata, Anselmus Asan Ola
INFOKINI.NET, LEMBATA – Program Satuan Polisi Pamong Praja Menyapa Sekolah (Program SMS) diluncurkan penjabat bupati Lembata, Drs Marsianus Jawa, M.Si, bertempat di lapangan upacara SMAN 1 Nubatukan, Senin (25/7/2022).
Usai Diluncurkan, kadis pendidikan kabupaten Lembata, Anselmus Asan Ola angkat bicara.
Dikatakannya, Program SMS ini merupakan bagian dari membangun kolaborasi Antara OPD mendukung dunia pendidikan.
Ia menjelaskan bahwa, terkadang anak-anak pamit dari rumah ke sekolah tetapi tidak sampai di sekolah.
“Di sekolah piket mengatakan bahwa anak tersebut mungkin sakit atau apa karena tidak ada berita. Orang tua pikir anak itu berangkat ke sekolah tetapi kenyataannya dia mungkin ada di pasar, kumpul dengan anak-anak mengkonsumsi minuman keras (miras) dan sebagainya. Sering kita lihat di pinggir-pinggir jalan memakai baju seragam masih keluyuran pada jam sekolah,” jelasnya.
Dengan kejadian seperti itu, lanjutnya, dinas pendidikan bangun komunikasi dengan polisi pamong praja kalau bisa ada operasi.
“Kita Surati pol PP untuk melakukan operasi. Sedangkan dari pol PP memandang penting. Bukan hanya sekedar operasi tetapi mulainya dari hulu. Kalau operasinya dari hilir, ketika anak-anak tidak ke sekolah maka harus ditertibkan. Dan mereka mulai dari hulu terus mengundang kami diskusi konsepnya seperti apa. Maka muncullah SMS sat pol PP menyapa sekolah,” ucap mantan camat Lebatukan.
“Dan mereka bukan sekedar operasi pada saat jam sekolah tetapi juga memberikan pemahaman terhadap anak-anak terkait dengan ketentraman dan ketertiban seperti apa. Karena umur SMP dan SMA itu, mereka sering menunjukkan jati diri mereka seperti apa, sering ribut, nakal sana nakal sini,” sambung mantan kaban Kesbangpol Lembata.
Dijelaskannya, Pol PP akan mengunjungi dari sekolah ke sekolah untuk memberikan pemahaman tentang ketertiban umum seperti apa.
“Supaya anak-anak bisa paham benar bagaimana kehidupan di sekolah seperti apa, tidak boleh nakal tidak boleh langgar aturan. Dan juga ketika dia keluar dari gerbang sekolah untuk kembali ke masyarakat, di situ juga ada tanggung jawab sosial anak-anak terhadap dirinya sendiri terkait dengan hidup aman, damai dengan semua orang di sekitarnya,” tandasnya.
“Di situlah mereka masuk untuk memberikan pemahaman di sekolah-sekolah. Ini sama seperti Lantas ke sekolah dan kejaksaan ke sekolah,” tambahnya.
Saksi yang diberikan kepada siswa yang tertangkap petugas tidak ke sekolah, kata Ansel Bahi sapaan akrabnya, yang pertama dilakukan pembinaan dulu.
“Mendidik bukan pakai pukul, itu tidak. Tetapi nanti kita akan berkolaborasi, pembinaan pol PP dengan gaya mereka tetapi kita sudah sepakat untuk yang humanis. Kita akan berusaha menyadarkan kalau yang dia buat itu keliru. Nanti kita Kordinasi sama-sama. Dari dinas pendidikan sudah pernah kita lakukan, setelah tangkap kita panggil orang tua. Karena menyangkut tanggung jawab orang tua juga,” tandas mantan sekretaris Dinkes kabupaten Lembata.
“Jangan sampai dunia pendidikan dianggap hanya milik sekolah karena di sekolah hanya tujuh jam paling lama, sisanya itu sama-sama dengan orang tua di rumah. Sehingga kita panggil orang tua, kita sama-sama cari jalan keluarnya, mana yang menjadi tanggung jawab sekolah dan mana yang menjadi tanggung jawab orang tua ketika dia berada di rumah dan lingkungan sekitar,” pungkas orang nomor satu di dinas pendidikan kabupaten Lembata ini. (*/WK)