INFOKINI.NET, FLOTIM – Polwan dari Polres Flores Timur mengadakan kegiatan trauma healing bagi anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi, bertempat di halaman Gereja Katolik Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Kamis (7/11/2024),
Kegiatan ini dipimpin oleh Kasubag Binkar Bag SDM Iptu Laurentius Dalu Daton bersama sejumlah personel polisi wanita (Polwan) dengan tujuan membantu pemulihan mental dan emosional anak-anak yang terdampak peristiwa tersebut.
Sekitar 95 anak dari berbagai desa di Kecamatan Wulanggitang, seperti Desa Hokeng Jaya, Desa Wolorona, Desa Dulipali, dan Desa Padang Pasir, hadir dalam kegiatan tersebut.
Acara diawali dengan perkenalan untuk menciptakan suasana akrab, dilanjutkan dengan sesi ice breaking untuk membantu anak-anak merasa lebih rileks dan nyaman.
Pada sesi utama trauma healing, anak-anak diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka terkait bencana yang mereka alami. Sesi ini diikuti dengan berbagai aktivitas interaktif, seperti permainan dan kegiatan kreatif, yang dirancang untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari pengalaman buruk dan mengurangi rasa trauma.
Selain itu, Polwan Polres Flores Timur memberikan motivasi, bernyanyi, dan bermain bersama anak-anak. Mereka juga membagikan snack berupa roti, biskuit, pisang, dan susu untuk menciptakan suasana ceria dan penuh kebersamaan.
Kegiatan diakhiri dengan sesi makan bersama yang semakin mempererat hubungan antara peserta.
Kasubag Binkar Bag SDM Iptu Laurentius Dalu Daton menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memastikan anak-anak tidak terus terbebani oleh pengalaman traumatis yang mereka hadapi.
“Kami ingin anak-anak kembali merasa aman dan bahagia. Melalui kegiatan ini, kami berupaya memberikan dukungan psikologis agar mereka bisa pulih dari trauma dan melanjutkan hidup mereka dengan semangat baru,” ujarnya.
Kegiatan trauma healing ini merupakan bentuk kepedulian Polres Flores Timur untuk mendukung pemulihan psikologis anak-anak terdampak bencana. Pihak kepolisian berkomitmen untuk terus mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak, dengan pendekatan humanis yang memperhatikan kondisi emosional mereka. (*/Willy)