Scroll untuk baca artikel
Daerah

Penerbit Buku Lembata G-Tukan Media Kupang Gelar Gebyar Aman Caturlistung

377
×

Penerbit Buku Lembata G-Tukan Media Kupang Gelar Gebyar Aman Caturlistung

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Penerbit Buku Lembata, G-Tukan Media Kupang menggelar kegiatan gebyar Aman Caturlistung atau gebyar Anakku Mantap Baca, tutur, tulis, hitung.

Kegiatan bertempat di aula perpustakaan Goris Keraf Lembata, Minggu (8/10/2023).

Penerbit Buku Lembata G-Tukan Media Kupang, Geraldi Tukan kepada media ini mengatakan gebyar Aman Caturlistung ini hanya melibatkan anak kelas 1,2,3 SD/MIN/MIS dan murid SLB Negeri Tunagrahita C Nubatukan Lembata.

“Maksudnya mereka itu fondasi dasar, sejak awal sudah harus diajak untuk bergaul dengan buku,” jelas Geraldi Tukan, dosen Mipa pada kampus Unwira Kupang itu.

Kegiatan hari ini, lanjutnya, dalam rangka menyambut ulang tahun otonomi daerah Lembata yang ke 24 tahun.

“Kadang-kadang kita membuat kegiatan lebih banyak melibatkan orang besar, sedangkan anak-anak diabaikan. Kali ini kami hadir dengan anak-anak agar mereka juga terlihat dalam merayakan HUT otonomi Lembata, tetapi mereka memaknainya dengan giat membaca, dekat dengan buku,” terang Geraldi Tukan, pencipta lagu Lembata Helero itu.

Selain menyambut ulang tahun Lembata ke 24, kegiatan ini juga bertepatan dengan bulan bahasa.

“Yang menyelenggarakan ini kami dari penerbit buku Lembata G. Tukan Media Kupang. Penerbit buku yang konsentrasi diri ke buku-buku untuk anak-anak. Kami coba membuat buku untuk anak-anak karena kadang kita menilai anak-anak atau pelajar minat membacanya rendah,” kata Geraldi, pria berdarah Tanatreket kecamatan Lebatukan.

Dikatakannya, minat membaca rendah itu salah satu faktor adalah bahan bacaan.

“Kadang-kadang bahan bacaan yang kita datangkan standar penulisannya orang-orang dari sana,” ucap Geraldi.

Dijelaskannya, banyak penulis buku yang orientasinya menghasilkan buku, bukan mengabdi pada siapa pembacanya.

“Makanya di kami punya penerbit itu mengkonsentrasikan diri kepada buku anak-anak. Jadi bahan-bahan yang relatif tinggi atau orang bilang ilmu-ilmu tinggi, kami sederhanakan ke bahasanya mereka anak-anak,” tegasnya.

“Sehingga lomba ini anak-anak membaca. Mereka mendaftar kemudian mereka ambil buku dan selama 2 Minggu mereka membaca buku itu. Nanti dari 33 naskah itu, mereka akan maju tarik undian naskah yang ke berapa. Artinya dari 33 naskah itu mereka membaca semua. Contoh cerita-ceritanya, mengapa pesawat bisa terbang, itu ilmu tinggi sekali, tetapi kami sederhanakan,” sambung Geraldi.

Untuk kelas III, lanjut Geraldi, setelah membaca kemudian tutup buku dan menceritakan kembali kalimatnya.

“Biasanya latih nalar. Jadi kegiatan hari ini walaupun anak-anak masih berada di kelas bawa yang dekat dengan orang tua, kita ajak ke depan sendiri dan tidak boleh ditemani orang tua, orang tua jadi penonton. Nanti kelas II dan III juga begitu,” tukas Geraldi Tukan.

“Dan selama 2-3 Minggu mereka kegiatan termasuk hari ini, kita berusaha untuk mengajak orang tua yang mendampingi anak-anak membaca buku selama 2 Minggu di rumah, baru anak-anak di antara ke sini. Orang tua harus hadir dan lihat sendiri,” tutup Geraldi Tukan. (*/Willy)