Scroll untuk baca artikel
Otomotif

NTT, Kota Kesebelas Didatangi Program Kombet Kreatif

370
×

NTT, Kota Kesebelas Didatangi Program Kombet Kreatif

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf – Tempo Institute” atau Kombet Kreatif dengan melibatkan 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta yang berlangsung di Aula Rumah Jabatan Walikota Kupang (09/11/2018).

Hadir pada saat pembukaan kegiatan tersebut Wali Kota Kupang Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH, Kasubdid Antar Lembaga Pemerintahan Dalam Negeri Deputi VI Badan Ekonomi Kreatif Yosef Payong Masan, Nara Sumber dari Tempo Institute Taty Apriliyana, serta para peserta kegiatan.

Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, Endah Wahyu mengatakan, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan kota kesebelas yang didatangi program Kombet Kreatif.

“Sepuluh kota yang sudah kami datangi yaitu Padang, Surabaya, Kendari, Karangasem, Maumere, Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, dan Belu. Merauke akan menjadi kota terakhir,” ungkap Endah

Lanjutnya, Program Kombet Kreatif bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Menurutnya, Setiap kota atau kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas serta memiliki potensi sangat kuat di bidang fesyen, seni pertunjukan, kuliner, dan kriya.

“Karenanya perlu  berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif. Kami percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional,” kata Endah

Wali Kota Kupang Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH ketika membuka kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.

“Semoga kegiatan ini dapat membawa dampak positif bagi para pegiat ekonomi kreatif untuk mengembangkan bisnis yang mereka tekuni,” ungkap Jeriko

Menurut Jeriko, Pemerintah meyakini bahwa ekonomi kreatif nantinya akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.

“Kita juga perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam, pertanian, industri, menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif, apalagi di dukung oleh kemajuan teknologi yang akan mempermudah proses pemasarannya nanti,” tandas mantan anggota DPR RI dua periode ini.

Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli pemasaran, dan pakar branding. Di Kupang, Dinny Jusuf (kreator Toraja Melo) dan Rizky Arief (kreator Nah Project) hadir berbagi semangat dan inspirasi. Pada program ini juga akan diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif.

Pada kesempatan yang sama, Mardiyah Chamim, selaku direktur Eksekutif Tempo Institute mengatakan bahwa narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.

“Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangat dibutuhkan,” kata Mardiyah

Lanjutnya, komunitas rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik.

“Karenanya, jaringan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menjadi mitra strategis untuk mewujudkan kolaborasi antar komunitas dalam jangka panjang,” terang Mardiyah

Sementara, Tatty Apriliyana selaku koordinator Lawatan 12 Kota – Kombet Kreatif mengatakan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif lokal supaya berjejaring lebih kuat.

“Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Kupang benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat,” tutur Tatty

Perlu diketahui, sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun. Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif. (Hms/WK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *