INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Nilai Tukar Petani Agustus 2018 mengalami kenaikan hingga 0,81 persen. Hal ini berarti bahwa daya beli/daya tukar (terms of trade) petani meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
“Ini disebabkan terjadinya peningkatan pendapatan petani tapi biaya produksi pertanian menurun,” ungkap Kepala BPS (Badan Pusat Statistik) NTT, Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si saat Konferensi Pers bersama wartawan, bertempat di ruang tele konfrensi, Senin (03/09/2018).
Kebutuhan petani untuk biaya produksi bulan agustus meningkat bila dibandingkan dengan bulan Juli 2018 yaitu sebesar 0,06 persen. Peningkatan biaya khususnya pada barang modal, transportasi dan benih untuk kebutuhan biaya produksi petani Juli-Agustus 2018.
Sementara perkembangan indeks harga konsumen Agustus 2018 si NTT mengalami dsflasi 0,45 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 132,15.
“Kota Kupang sendiri mengalami deflasi sebesar 0,49 persen dan begitu juga Maumere mengalami deflasi sebesar 0,15 persen,” tutur Maritje
Meurut Maritje, Deflasi Agustus 2018 di NTT terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada empat kelompok pengeluaran, yaitu bahan makanan, perumahan, sandang dan makanan jadi. Kelompok bahan bahan makanan mengalami penurunan indeks terbesar yaitu sebesar 2,56 persen.
“Sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks tertinggi sebesar 1,39 persen,” terang Maritje
Pada Agustus 2018, dari 82 kota sampe IHK Nasional, 30 kota mengalami inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Tarakan sebesar 0,62 persen dan terendah terjadi di kota Medan dan Padangsidempuan dengan inflasi sebesar 0,01 persen. Deflasi terbesar terjadi di kota Baubau sebesar 2,49 persen.
Untuk Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi NTT, kata Marirje, Perkembangan IDI NTT Periode 2009-2017 berada pada kategori sedang dengan kisaran 71,64 poin sejak tahun 2009 hingga Tahun 2015, Namun meningkat 82,49 poin di tahun 2016; bahkan Pemprov NTT pernah mendapat Penghargaan dari Kemenkopulhakam sebagai Provinsi dengan Kategori IDI Baik.
“NTT di Tahun 2016 masuk Kategori Terbaik diatas 82,49 dan peroleh penghargaan, saya juga ikut menerima Penghargaan dari Kemenkopulhakam, “ kata Maritje
Namun IDI NTT tahun 2017 mengalami penurunan 6,98 persen dan hanya mencapai 75,51 poin.
“Indeks Demokrasi tergantung peristiwa dan suasana demokrasi di daerah. Tahun ini kita tidak peroleh penghargaan. Perlu kita kaji dan kawal terhadap aspek penurunan Indeks Demokrasi,“ tandas Maritje. (WK)