INFOKINI.NET, KUPANG – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meminta kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTTT untuk lebih memprioritaskan berbagai macam program Keluarga Berencana (KB) pada keluarga miskin.
“Kita harus konsentrasi pada pengendalian pertumbuhan penduduk khususnya pada kelompok yang terkategori miskin. Kontrasepsi harus serius diarahkan pada kelompok ini. Cara pengendalian populasi penduduk sudah berbeda. Dunia lagi menuju pada semangat untuk tidak punya anak. Di China sekarang dengan kebijakan _one-child policy_ (kebijakan satu anak) yang ketat, banyak Sekolah TK dan SD yang tutup karena angka kelahiran rendah ,” kata Gubernur VBL saat menerima audiensi dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT bersama jajarannya di Ruang Kerja Gubernur, Senin (13/2).
Menurut Gubernur Viktor, kita tidak boleh lagi menerapkan model konsep KB seperti seperti tempo dulu. Program dan cara kerja kita tidak boleh lagi bussiness as usual (kerja menurut kebiasaan,red) tapi harus lebih terfokus dan terukur.
“BKKBN fokusnya pada kelompok miskin. Sementara kelompok yang mampu mandiri, kita tidak boleh memaksa mereka untuk tidak punya anak, malahan kita hendaknya dorong mereka untuk memiliki anak. Yang kita inginkan adalah bahwa generasi yang mau hadir (lahir,red) nantinya adalah generasi yang sungguh dipersiapkan secara berkualitas. Hal ini juga penting untuk mencegah peningkatan angka stunting,” kata Gubernur VBL.
Gubernur meminta kepada BKKBN untuk berkoordinasi dengan BPS terkait dengan data keluarga miskin.
“Saya minta BKKBN untuk duduk bersama BPS. Kita data keluarga miskin itu, anaknya jumlah berapa. Dengan data yang pasti ini, kita bisa dorong untuk lakukan intervensi sehingga anak-anak mereka bisa mandiri nantinya. Kita tidak boleh bekerja as usual atau sebagaimana lazimnya. Kita harus cari akal dan menggunakan segala cara yang relevan untuk memotong rantai kemiskinan. BKKBN juga perlu membangun kerjasama dan pendekatan dengan lembaga-lembaga keagamaan juga melakukan sosialisasi berbagai program dengan cara-cara terkini seperti lewat tiktok atau berbagai aplikasi media sosial terkini lainnya agar mudah dipahami dan diterima generasi milenial, ” pungkas Gubernur Viktor.
Sementara itu, Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru, menyampaikan berbagai laporan capaian program Bangga Kencana Tahun 2022 di NTT. Bangga Kencana merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
“Pasangan Usia Subur (PUS) NTT 640.763 orang dengan prevalensi Peserta KB Aktif Moderen sebesar 318.336 atau 49,7 persen. Peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang sebesar 47,6 persen, tertinggi di Indonesia. Laju pertumbuhan Penduduk (LPP) adalah 1,25 persen sama dengan LPP Nasional.Kami mohon dukungan bapak Gubernur agar Program Bangga Kencana dapat didukung oleh kabupaten/kota se-NTT terutama melalui dukungan APBD yang memadai,” kata Marianus.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN NTT itu juga melaporkan kegiatan Rapat Kerja Daerah BKKBN NTT pada 20 Februari nanti.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Staf Khusus Gubernur Stef Bria Seran dan Anwar Pua Geno, Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT Prisila Q Parera dan jajaran BKKBN NTT.****