INFOKINI.NET, LEMBATA – Bupati Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Thomas Ola, secara resmi membuka pasar inklusif di Desa Duawutun, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Kamis (9/12/21).
Menurut Thomas Ola, pasar inklusif adalah pasar yang kaya dengan nilai – nilai kemanusiaan serta adat budaya.
“Pasar inklusif adalah pasar yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kearifan lokal. Pasar yang memulai pada apa yang ada pada rakyat di sekitar kita,” ungkapnya.
Menurutnya, model pasar seperti ini patut dicontoh.
“Untuk itu Pemerintah akan membangun lagi dua pasar inklusif. Nanti dibangun di Timur dan di Tengah sehingga menjadi model pasar inklusif di Lembata,” kata Bupati Thomas Ola.
Bupati Thomas Ola mengapresiasi peran Humanity & Inclusion (HI), dan CIS Timor yang telah menghadirkan pasar inklusif di Lembata melalui program Pembangunan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan (PEIB) yang memberi ruang difabel untuk berkreativitas, berinovasi kemudian menghasilkan produk.
PEIB juga memberi ruang kepada perempuan kepala keluarga, memberi ruang yang luar biasa kepada anak-anak putus sekolah, dimana tidak ditemukan pada pasar eksklusif.
Adapun Project Officer Pembangunan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan (PO PEIB) Kabupaten Lembata dari Humanity & Inclusion. Melyaki Habel, dalam laporannya menyampaikan bahwa PO PEIB sejak hadir di Kabupaten Lembata pada Mei 2018.
“Fokus programnya pada kelompok rentan perempuan dan penyandang disabilitas, pemuda putus sekolah dan prasejahtera dengan harapan akses sumber daya yang lebih baik, untuk penyediaan layanan dan pembangunan sosial ekonominya,” jelas Melyaki.
Menurut Melyaki Habel, program ini bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui partisipasi organisasi kemasyarakatan.
“Dan di Lembata ada di 2 desa dan 1 kelurahan, yakni Desa Duawutun, Desa Pada dan Kelurahan Selandoro,” bebernya.
“Dan pada hari ini, di bulan Desember 2021, tugas kemanusiaan kami melalui PO PEIB dari HI di Kabupaten Lembata berakhir. Kami berharap apa yang sudah kami lakukan bagi masyarakat Lembata dapat terus dilanjutkan demi tujuan mulia bersama,” harapnya.
Pada kesempatan itu juga dilaporkan perjalanan HI di Indonesia. Bahwa HI yang berpusat di Lyon Perancis, hadir di Indonesia pada 2005 dan masuk ke Provinsi NTT sejak 2010.
Keberadaan HI ini telah membantu masyarakat NTT dalam berbagai program kegiatan kemanusiaan diantaranya Program Promosi Hak-hak Dasar Penyandang Disabilitas, Pengurangan Resiko Bencana, Pendidikan Inklusif dan Advokasi untuk Perubahan.
Dan saat ini HI hadir di 6 Kabupaten di NTT, yaitu di Kabupaten Belu, Alor, Lembata, Manggarai Barat, Rote dan Sumba Barat Daya.
Sementara Koordinator CIS Timor Posko Lembata, Ignas Laumakiling, menyampaikan pandangannya bahwa inklusif masih perlu terus dipertahankan.
Menurut dia, yang kuat, yang punya kapasitas lebih, harus bisa mendukung, menopang dan memberdayakan yang lemah dan yang rentan.
“Ada kuasa, ada kebijakan, ada program, ada kegiatan, ada yang terampil, ada sumber daya berlimpah, ada peralatan teknologi yang canggih, dan masih banyak lagi, karena itu mari kita berdayakan mereka yang rentan agar ada keseimbangan antara kita semua, kata Ignas saat itu,” tegasnya
Pada momen ini juga Bupati Lembata berkesempatan membuka selubung papan nama dan penandatanganan prasasti Pasar Inklusif Desa Duawutun, serta penandatanganan Berita Acara dan serahterima Project Officer Pembangunan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan (PO PEIB) Kabupaten Lembata dari Humanity & Inclusion kepada Pemerintah Kabupaten Lembata.
Turut hadir mendampingi Bupati saat itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Maria N. Sadipun, Kadis Koperindag, para Kepala OPD, Camat Nagawutung bersama Ibunya, Danramil, dan Kapolsek Nagawutung.
Terlihat juga yang hadir Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Kabupaten Lembata, perwakilan Bank NTT, dan para penyandang Disabilitas yang sedang berkarya dan menghasilkan.(*/PSL)