Scroll untuk baca artikel
Daerah

BLK Susteran SSpS Pada Adakan Uji Kompetensi Tata Boga Pengelolaan Ikan Segar

256
×

BLK Susteran SSpS Pada Adakan Uji Kompetensi Tata Boga Pengelolaan Ikan Segar

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Balai Latihan kerja (BLK) Susteran SSpS Pada, kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan uji kompetensi tata boga pengelolaan ikan segar, bertempat di BLK Susteran Pada, Kamis (26/11/2020).

Kepala BLK Yayasan Gunthild Karitas Peduli Sr. Margaretha Ada, SSpS kepada media ini menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah di programkan sejak awal periode new normal.

Lanjutnya, uji kompetensi ini bertujuan untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta pada materi yang sudah digariskan sesuai kurikulum BLK.

“Perencanaannya dalam lintas kerja sama antara pihak pengelola dengan pihak instruktur BLK termasuk bahan-bahan baku yang butuh kerja sama dengan nelayan,” ungkapnya.

Lebih jauh, dirinya menjelaskan, untuk kepesertaan saat ini mayoritas datang dari desa Pada di antaranya Ibu-ibu dan gadis-gadis.

“Ada 5 peserta dengan 1 instruktur, tadinya banyak peserta namun dalam perjalanan drop dengan berbagai alasan. Kita merangkul semua saja yang berminat. Target BLK ini untuk peserta yang belum mempunyai penghasilan. Dengan memiliki keterampilan diharapkan mereka bisa buka usaha baru di masyarakat untuk peningkatan sumber pendapatan keluarga,” jelasnya.

Dikatakannya, setelah ujian kompetensi tahapan berikutnya adalah peserta diberi nilai oleh instruktur dengan standar nilai yang ditetapkan.

“Nilai itu dicantumkan dalam sertifikat kompetensi peserta yang sementara kami desain. Setelah itu akan ada penyerahan yang sedianya akan terjadi pada tanggal 5 desember,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Bernadeta Liem Amoi Kore Bima selaku instruktur menjelaskan kegiatan hari ini ujian akhir untuk mendapatkan sertifikat.

“Jadi penilaiannya ada 3 bahan pokok yang dibuat dari ikan segar yaitu Abon, Pentolan dan Perkedel,” imbuhnya.

Sementara Disebutkannya, ada empat penilaiannya yang dinilai.

“Pertama Kerapian. Dalam hal ini penampilan berpakaian. Kedua Persiapan Bahan beserta bumbunya. Ketiga, Penilaian proses kerja sekaligus cara pembuatannya, Keempat Penyajian. Saya berharap dengan pelatihan ini menjadi bekal untuk peserta membuka usaha agar ke depannya bisa mandiri,” pungkasnya.

Penulis+Editor : Wili Kristian Kali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *