INFOKINI.NET, LEMBATA – Dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten Lembata kini gencar melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi serangan hama ulat grayak.
Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq mengatakan, langkah yang dilakukan distan Lembata ini sebagai upaya pengendalian
Serangan hama ulat grayak pada komuditi jagung.
Langkah Pertama kata Kanis, distan Lembata melakukan invetarisir lahan-lahan yang terkena hama ulat dan juga lahan-lahan yang ditanam dan tidak tumbuh akibat curah hujan yang tidak menentu.
“Langkah Kedua melakukan kordinasi dengan kepala-kepala desa, tua-tua adat di desa untuk melakukan seremonial usir hama ulat.
Ketiga, melakukan kordinasi ke tingkat provinsi untuk mendapatkan bantuan obat hama penyakit,” kata Kadistan Kanis Tuaq, Selasa (16/1/2024).
Sedangkan data sementara Luas tanam jagung sampai akhir Desember 2023 6.532,5 ha.
“Data sementara Luas kerusakan akibat hama ulat 2.572 ha atau 39,37%. Namun luas kerusakan di maksud masih bisa di sembuhkan karena ada penanganan oleh petugas dan juga hujan sudah mulai merata,” papar Kanis Tuaq.
Terkait Luas lahan yang diperkirakan untuk menanam jagung di musim hujan pada bulan Oktober 2023 dan Maret 2024 sekitar 12 ribu – 14 ribu hektar.
“Sampai dengan Desember 2023 itu sudah 6 ribu hektar. Januari ini belum dilaporkan, nanti akhir Januari 2024 baru laporan masuk, sehingga sudah bisa naik,” ungkap Kanis Tuaq.
Dikatakan Kanis, 6 ribu hektar itu posisi pada bulan Desember sampai dengan 31 Desember luas lahan tanam jagung.
“Kemungkinan besar dia meningkat dari tahun sebelumnya karena kemarin kita ada lakukan ekspansi lahan atau buka lahan baru,” ucap Kanis Tuaq.
Lanjut Kanis, saat ini harga jagung terus meningkat sehingga minat masyarakat juga semakin bagus.
Untuk para petani, Kanis berpesan untuk jangan putus asa dan ragu-ragu.
“Kemarin kan banyak petani menunggu hujan besar. Kebiasaan petani itu menunggu hujan sampai banjir, adanya tanda-tanda alam baru mereka tanam. Pesan saya jangan ragu-ragu untuk melakukan penanaman. Hujan seperti ini sudah curah hujannya. Tidak terlalu besar, tetapi istilahnya siram dua sampai tiga hari. Jadi kita lakukan penanaman, setelah menanam, tolong dirawat di kasih pupuk. Pupuk-pupuk kita sudah ada di desa-desa namanya pupuk subsidi itu harus gunakan, karena ada petani yang punya pupuk subsidi tetapi tidak digunakan karena waktu dan urusan lain akhirnya lupa,” terang Kanis Tuaq, orang nomor satu di distan Lembata ini.
Secara umum, kata Kanis, standar operasional penanaman jagung itu harus dilaksanakan oleh petani.
“Jadi para petani tolong terapkan SOP penanaman jagung. Mulai dari tanam, pupuk, merawat sampai dengan paska panen. Kalau ada serangan hama ulat, petani laporkan ke petugas. Dan yang tidak tumbuh juga laporkan ke petugas supaya kita lakukan intervensi dalam bentuk pergantian benih atau bantuan-bantuan lain,” tutup Kanis Tuaq. (*/Willy)