INFOKINI.NET, LEMBATA – Mengantisipasi masuknya virus African Swine Fever (ASF) atau Virus Demam Babi Afrika di kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Lembata, Kanis Tuaq melarang masyarakat untuk membawa ternak babi yang hidup maupun olahannya masuk ke kabupaten Lembata.
“Kita dari dinas sudah mengambil langkah-langkah pencegahan masuknya virus ASF yakni yang pertama, kami sudah membuat pengumuman secara resmi dan saya sendiri sebagai kadis menandatangani surat tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang nanti mencegah virus ASF di kabupaten Lembata,” ungkap kadis Kanis Tuaq, Senin (16/1/2023).
Jadi, lanjutnya, ada sembilan poin himbauan kepada masyarakat, salah satunya dilarang membawa ternak babi yang masih hidup maupun olahannya masuk ke kabupaten Lembata.
“Di dalam daerah juga kita melarang Pejagal-pejagal yang selama ini memotong babi lalu menjual itu kita sampaikan untuk tidak boleh dan menjaga kandang agar tetap bersih,” jelasnya.
“Bio security kandang termasuk juga dengan pengaturan makanan kita masukkan semua dalam pengumuman. Termasuk di Gereja juga kita sampaikan melalui pengumuman. Dan itu salah satu tahap antisipasi yang sudah kita lakukan,” sambungnya.
Nanti di tahap kedua, jelas Kanis Tuaq, itu ada sidak di tempat Pejagal Atau orang yang bertugas menyembelih (memotong) binatang ternak.
“Apakah dengan himbauan itu dia masih memotong ternak lalu menjual atau tidak. Kalau dia masih melakukan maka kita suruh dihentikan sementara sampai virus itu berakhir. Lalu mereka yang menjual daging babi beku, ada 2 titik kita sudah inventaris dan dalam waktu dekat kita akan lakukan itu, turun cek dan dia masih bawa daging dari luar maka kita beritahu untuk stop tahan,” terangnya.
Yang ketiga, pinta Kanis Tuaq, kemungkinan akan dilakukan calling lagi.
“Kita calling itu berada di pelabuhan, pintu masuk pada saat kapal masuk dari Larantuka maupun Waiwerang. Kita calling bahwa, hati-hati kalau bawaan kamu ada daging babi tidak perlu bawa masuk ke kota Lewoleba. Kita juga akan menyampaikan kepada petugas untuk mereflex cepat misalnya ada babi mati,” pinta Kanis Tuaq.
Kepada masyarakat Lembata, Kanis Tuaq menegaskan bahwa, Virus ASF ini belum ada obatnya.
“Seluruh Indonesia tidak ada obatnya. Belum ada vaksin ASF. Oleh karena itu masuk dan tidaknya, kesadaran kita saja. Kesadaran untuk mengikuti larangan-larangan yang sudah di keluarkan oleh pemerintah sehingga peternak kita bisa lolos. Karena ternak babi adalah ekonominya petani. Penggerak ekonomi di Lembata salah satunya babi,” tutup Kadis Kanis Tuaq. (*WK)