INFOKINI.NET, LEMBATA –Yoseph Yapi Taum, seorang sastrawan dan dosen di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta menyebut buku yang bertajuk “Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya” yang ditulis oleh Jurnalis Senior, Thomas Ataladjar merupakan sebuah Mercusuar.
“Bagi saya buku ini merupakan sebuah mercusuar, cahaya penerang yang membantu navigasi perjalanan perahu Lembata menuju masa depan yang aman, damai dan sejahtera,” ungkap Yapi Taum dalam pengantarnya pada acara peluncuran buku ”
Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya” bertempat di hotel Palm Indah, Rabu (12/10/2022).
Dikatakan, mercusuar biasanya menandai daerah-daerah yang berbahaya, misalnya karang dan daerah laut yang dangkal.
Buku ini, Lanjutnya, telah menandai daerah-daerah yang berbahaya itu.
“Buku ini memiliki sebuah pesan yang sangat kuat dan penting untuk semua orang Lembata,” terangnya.
“Terutama para pegawai negeri, pelayan LSM, pemimpin-pemimpinnya, termasuk para pendatang dari luar Lembata,” sambungnya.
Dijelaskan, dengan ikatan persaudaraan yang kuat, ditambah pengetahuan yang memadai tentang masa lampau, katanya, mampu membawa perahu Lembata ini ke masa depan yang lebih baik.
“Kebersamaan di dalam perbedaan itulah yang membuat tanah Lembata ini akan tampil dengan segala kesegaran perhiasan-perhiasan dirinya, bagai bunga yang bangga ketika mekar di pagi hari,” jelasnya.
Menurutnya, keindahan dan kesegaran Lembata itu sudah dirasakan banyak orang ketika mengunjungi tanah Lembata.
“Sasrawan perempuan Indonesia terkemuka, Sari Narulita, menggambarkan keindahan tanah Lembata dan keramahan ata Lembata dalam novelnya, Cintaku di Lembata. “Kau tak pernah cerita bahwa bulan lebih besar dan indah dilihat dari sini. Aku juga tak pernah tahu langit di sini lebih biru dan lautannya begitu jernih,” tukas dosen di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. (*/WK)