Scroll untuk baca artikel
Daerah

Reses di Lebatukan, Warga Seranggorang Keluhkan Jaringan Telkomsel, Ini Tanggapan Alexander Take Ofong

311
×

Reses di Lebatukan, Warga Seranggorang Keluhkan Jaringan Telkomsel, Ini Tanggapan Alexander Take Ofong

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Warga desa Seranggorang, kecamatan Lebatukan, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur keluhkan terkait jaringan Telkomsel yang hingga saat ini belum tersentuh di desa tersebut kepada Anggota DPRD NTT Alexander Take Ofong, S.Fil saat melakukan reses, Senin (18/10/2021).

Kerinduan jaringan telekomunikasi ini diutarakan oleh Ketua BPD desa Seranggorang, Teodorus Tada Kotan saat kunjungan Anggota DPRD NTT Alexander Take Ofong, S.Fil

Ketua BPD desa Seranggorang, Teodorus Tada Kotan menjelaskan bahwa Bhakti Kominfo telah melakukan survei sebanyak 3 kali guna pembangunan BTS di desa Seranggorang.

Lanjut dikatakannya, Bhakti Kominfo sejak tahun 2019 telah melakukan survei sebanyak tiga kali.

“Dari hasil survei pertama dan kedua, lokasinya sudah dinyatakan layak. Selanjutnya, warga pemilik lahan, menghibahkan lahan sesuai kebutuhan dan sudah dibuatkan berita acara hibah tanah dan ditandatangani di atas meterai,” jelasnya.

“Hanya saja, setelah lahan dihibahkan, Bhakti Kominfo tak kunjung membangun BTS yang didambakan masyarakat. Oleh PL Bhakti Kominfo menyampaikan pembatalan pembangunan yang membuat warga kecewa,” tegasnya menambahkan.

Dia mengatakan, kampung ini sebenarnya sudah tiga kali disurvei tim dari Kementerian Komunikasi dan Informasi RI yang bekerja sama dengan Bhakti Kominfo.

“Sayangnya, setelah lahan sudah dinyatakan layak dan warga sudah bersedia menghibahkan lahan seukuran 10×10 meter untuk lokasi pembangunan BTS, ternyata Bhakti Kominfo membatalkan rencana pembangunan BTS itu,” ceriteranya kecewa.

Menurutnya, alasan pembatalan hanya karena mau dibangun BTS di Desa Balurebong.

“Pembatalan ini membuat masyarakat kecewa. Apalagi, PL mengatakan bahwa warga Lewodoli akan mendapatkan pancaran sinyal dari BTS Balurebong. Untung pemerintah desa belum kasih uang sirih pinang untuk pemilik tanah,” tukasnya.

“Selain karena alasan pembangunan BTS di Balurebong, alasan lain yang disampaikan adalah karena adanya pergantian koordinator, sehingga pembangunan BTS di Lewodoli desa Seranggorang batal dilaksanakan,” terangnya.

“Padahal sesuai informasi yang diperoleh, lahan di Balurebong belum disediakan. Lagipula, lahan di Balurebong adalah lahan milik warga Lewodoli,” tambahnya.

Sementara itu, Simon Petrus Baoninang, Ketua Dewan Stasi Santu Yohanes Pembaptis Lewodoli mengatakan, alasan pembatalan karena mau dibangun BTS di Balurebong.

“Sangat tidak masuk akal, sebab di sana lahan saja belum ada. Sedangkan di Lewodoli, tiga lokasi yang disurvei semuanya layak. Dua lokasi yang disurvei awal bahkan sudah dibuatkan berita acara hibah lahan oleh pemilik tanah,” tandas Ketua Dewan Stasi Santu Yohanes Pembaptis Lewodoli.

Dia berharap, dengan sudah adanya lokasi yang layak dan telah dihibahkan, dapat segera dibangun BTS untuk memudahkan komunikasi dan membantu anak sekolah.

“Seminggu yang lalu, tim dari Telkomsel sempat turun untuk melakukan survei pembangunan tower. Lokasi sudah ditemukan di dekat lokasi kuburan Poloama. Kalau bisa kami minta bangun secepatnya sudah, agar masyarakat bisa menikmati dan komunukasi bisa lancar,” kata Simon Petrus Baonaning.

Menanggapi keluhan warga, Anggota DPRD NTT, Alexsander Take Ofong menyambut baik aspirasi yang disampaikan warga. Ia berjanji akan meneruskan aspirasi masyarakat Seranggorang itu kepada Menteri Komunikasi dan Informasi.

“Saya minta bapak ibu lengkapi data seperti berita acara hibah lahan dan data lainnya supaya nanti saya teruskan ke Pak Menteri,” kata Ofong.

Menurutnya, jika dibatalkan atau dipindahkan lokasinya, harus disampaikan secara jelas kepada masyarakat agar masyarakat puas.

“Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informasi memiliki program menyelesaikan masalah telekomunikasi di era digital karena itu infrastruktur digital sudah jadi kebutuhan dasar. Bukan lagi kebutuhan tambahan dan HP bukan lagi barang mewah,” papar Alexander Take Ofong.

“Kita tidak bisa berkembang tanpa alat komunikasi. Karena itu Pak Menteri sampaikan akan turunkan BTS di desa-desa terpencil yang terpenting sudah ada listrik dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemerintah desa. Tahun 2023 seluruh desa di Indonesia sudah terjaring telekomunikasi bekerja sama dengan Yayasan Bhakti Kominfo,” tutup Alex Ofong sapaan akrabnya. (*/WK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *