Scroll untuk baca artikel
Daerah

Tahun 2020, Kekerasan Terhadap Anak di Lembata Tinggi

254
×

Tahun 2020, Kekerasan Terhadap Anak di Lembata Tinggi

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, LEMBATA – Pada tahun 2020, di kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kekerasan terhadap anak cukup tinggi.

“Berdasarkan data dari P2PA kabupaten Lembata, di tahun 2020, kekerasan terhadap anak tinggi. Ada 155 kasus,” ungkap Erlina Dangu, selaku program implementasi area manager untuk yayasan plan internasional area Lembata, dalam pemaparannya pada kegiatan Plan beraudies bersama pemerintah daerah kabupaten Lembata terkait program Yayasan Plan Internasional Indonesia PIA Lembaga FY 22, bertempat di kantor bupati Lembata, Selasa (10/8/2021).

Lanjut dijelaskannya, ada juga kasus kekerasan seksual dengan berbagai kategori kasus.

“Ada kekerasan seksual 27 kasus, kekerasan fisik/KDRT ada 14 kasus, psikis, penelantaran anak, penculikan anak, pembuangan bayi dan ada juga anak sebagai pelaku laka lantas dan pelaku pencurian,” beber None Dangu sapaan akrabnya Erlina Dangu.

Sementara, untuk Kasus HIV Aids di Lembata, kata None Dangu, juga cukup tinggi.

“Februari 2020 ada 423 kasus HIV Aids,” terangnya.

Masih menurut None Dangu, di Lembata sebanyak 33% masyarakat belum memiliki air bersih yang aman dan terlindungi.

“Tingkat kehamilan anak di bawah usia 19 tahun juga cukup tinggi, Angka imigrasi ke luar juga tinggi,” ucapnya.

Lebih lanjut, dikatakannya, 27, 59% keluarga tidak memiliki akses air bersih yang aman dan terlindungi.

“49 keluarga tidak memiliki akses sanitasi termasuk anak-anak masih buang air besar di tempat terbuka dan 27,9% anak stunting,” urai None Dangu.

Pada kesempatan yang sama, PLT Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday mengatakan, kehadiran yayasan Plan Internasional di Lembata selalu menjadi garda terdepan.

“Terima kasih kepada plan sejak awal kehadiran di Lembata selalu menjadi garda terdepan,” ungkap mantan dekan ekonomi Unwira Kupang ini.

Dikatakan PLT bupati Lembata, Plan bersama pemerintah melakukan berbagai edukasi dan juga penanggulangan kepada masyarakat Lembata untuk berbagai hak.

“Dan saya kira LSM di Lembata ini berlomba-lomba melakukan aktivitas seperti ini, maka ikut membantu pemerintah dalam berbagai aspek. Apa yang tidak sempat dilakukan pemerintah, bisa dilakukan oleh teman-teman di LSM,” terang PLT bupati Lembata.

“Tidak melihat besar kecilnya aktivitas itu, tetapi perhatian, nilai-nilai kemanusiaan, edukasi yang diberikan kepada masyarakat kita, itulah yang paling penting. Tidak saja untuk orang lanjut usia tetapi juga untuk anak-anak,” tutup PLT bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday.

Untuk diketahui, Plan ada di 77 negara dan plan Berafisilasi di bawa plan internasional. Karena Plan Insonesia sudah menjadi yayasan, dulu yayasan internasional, pada 2017 plan sudah jadi yayasan.

Anak Sponsor plan seluruh Indonesia kurang lebih 36 ribu anak. Di Lembata ada 10.053 anak yang tersebar di 5 kecamatan, Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri dan Buyasuri di 79 desa.

Visi dan Misi Plan, anak-anak terutama anak perempuan setara hidupnya. Target besar adalah 1 juta anak perempuan termasuk kaum muda perempuan mendapat manfaat langsung bantuan plan. Saat ini plan bekerja di 16 kabupaten di 7 provinsi. Ada di NTT, Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Timur, Palu dan NTB. (*/WK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *