INFOKINI.NET, ATAMBUA – Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu provinsi Kepulauan di Indonesia memiliki ragam budaya yang unik baik itu bahasa daerah, tarian daerah, tenunan dan lain lain.
Khusus untuk kain tenun NTT, setiap daerah memiliki ciri khas berupa corak tersendiri. Daerah Sumba dengan ciri khas bercorak gambar kuda, daerah Flores cenderung dengan ciri khas gambar bunga cengkeh, daerah Sabu dan Rote dengan ciri khas tersendiri, begitupun di daerah Alor, Lembata dan Daerah Timor.
Tak hanya itu, keunikan lainya adalah setiap desa memiliki corak masing masing. Sebagai contoh desa Aitoun memiliki corak yang berbeda dengan desa Raifatus, Desa Tohe Leten maupun dengan desa lainnya di kecamatan Raihat Kabupaten Belu. Begitupun desa desa lain di 22 kabupaten di NTT.
Semuanya sebagai bukti bahwa nenek orang NTT adalah orang orang cerdas dan kreatif, bisa membuat corak tersendiri dan mempertahankan keaslian corak tersebut sampai saat ini di tengah perkembangan dan modernisasi zaman.
Dalam mempertahankan keaslian corak tersebut, berbagai cara terus dilakukan, termasuk mendaftarkan sebagai hak cipta dan berbagai cara lainnya.
Uniknya, di Desa Aitoun, Kecamatan Raihat Kab. Belu, tengah membuat satu gebrakan baru dalam mempertahankan keaslian kain tenunnya, yakni melakukan sayembara kain tenun. Sayembara yang berlangsung dari rumah tersebut dikenal dengan sayembara kain tenun Aitoun Motif Bese.
Sayembara kain tenun ini digagas oleh Bernadinus Mali. Kepada media ini, dirinya mengatakan bahwa sayembara ini dilakukan agar kain tenun Aitoun ini terus dikenal oleh banyak orang dan tersimpan rapi dalam arsip arsip digital.
“Sayembara ini dilakukan dari rumah. Caranya sederhana, klik, upload, komentar foto diri terbaik dengan kain tenun Aitoun bermotif hutus bese, di setiap media sosial, tandai penyelenggara dan menangkan hadiahnya”, ungkap Mali.
Adapun sampai dengan berita ini diturunkan, sudah ratusan peserta yang berpartisipasi aktif.
Selanjutnya target yang hendak dicapai dari sayembara ini adalah agar publik mengetahui corak khas kain tenun Aitoun, pasalnya Kain tenun Aitoun bermotif Hutus bese kian mendunia.
“Semakin banyak orang mengetahui tentang kain Aitoun, maka semakin besar pula pegiat dan pengrajin kain tenun di luar sana untuk meniru dan bahkan mengklaim sebagai miliknya” katanya.
Untuk itu Penyelenggara mencoba menanamkan di benak semua orang bahwa kain tenun dengan coraknya yang khas tersebut adalah benar benar milik orang Aitoun, sehingga setiap orang melihat corak tersebut langsung muncul di benak adalah kain tersebut adalah kain tenun Aitoun.
Karenanya ia berharap kedepan Sayembara ini terus dilakukan, dengan pola yang lebih baik dan persiapan yang lebih matang.
Terpisah dari itu, Kepala Desa Aitoun, Marianus Luan Berek kepada mengatakan bahwa sayembara yang digagas tersebut tanpa konfirmasi dan informasi terlebih dahulu ke pihak Desa. Namun demikian dirinya bangga karena telah mendukung pihaknya dalam mempromosikan kain tenun Aitoun.
“Kami bangga dengan adanya sayembara dari rumah ini. Namanya sayembara dari rumah tetapi gaungnya mendunia karena semua orang di penjuru dunia bisa melihat, mengkases, dan terlibat dalam sayembara ini” terangnya.
Dikatakan Luan Berek bahwa kain tenun Aitoun yang terlihat dengan motif seperti saat ini sudah secara resmi memiliki hak cipta sejak beberapa tahun yang lalu.
Proses pendaftaran hak cipta untuk kain tenun Aitoun bermotif Hutus bese sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu,” ungkapnya.
Dirinya berharap kepada para Pengrajin, dan seluruh masyarakat Aitoun untuk terus memproduksi dengan menjaga kualitas kain tenun, dan meminta semua kalangan masyarakat untuk terus mempromosikan kain tenun karya leluhur Aitoun.
Diinformasikan pengumuman juara sayembara dan penganugerahan juara akan dilakukan pada hari Minggu 13 Juni pukul 17.00 Wib atau pukul 18.00 wita. Adapun penganugerahan melalui akun fanpage facebook Kain Tenun Aitoun, Motif hutus Bese. (*/Red)