Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Data Terbaru Kasus Covid-19 di Kota Kupang

243
×

Data Terbaru Kasus Covid-19 di Kota Kupang

Sebarkan artikel ini

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Setelah beberapa hari terus menunjukkan kenaikan, hari ini, Minggu (17/5) tidak mengalami pertambahan kasus positif. Berdasarkan data yang dilansir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang, pukul 19.00 WITA yang lalu, kenaikan angka hanya terjadi pada data orang tanpa gejala (OTG) dari 73 orang menjadi 79 orang atau bertambah 6 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Kupang, Ernest S. Ludji, S.STP., M.Si. melalui rilis yang diterima media ini mengatakan bahwa OTG yang telah selesai dipantau sebanyak 4 orang, sisanya 75 orang masih dalam pemantauan.

“Sedangkan dari 2576 orang pelaku perjalanan, 388 orang masih dalam pantauan, berkurang 2 orang sejak kemarin. Orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 294 orang, selesai dipantau berjumlah 168 orang, dan yang sementara dipantau masih 126 org,” katanya.

Untuk Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tidak mengalami pertambahan sejak kemarin yaitu 8 orang, 7 diantaranya dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia.

“Kita patut bersyukur karena tingkat kesembuhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Kupang (recovery rate) cukup baik yaitu 40%. Dari 15 kasus terkonfirmasi positif, 6 orang telah dinyatakan sembuh, 5 diantaranya merupakan klaster Sukabumi, 1 orang sembuh lainnya merupakan warga Kecamatan Alak, 1 orang meninggal pada Selasa (12/5) lalu dan 8 orang lainnya masih dalam perawatan intensif di RSUD Prof. Dr. Johanes dan RS Bhayangkara Drs. Titus Ully sesuai penatalaksanaan Covid-19, mereka merupakan warga Kecamatan Kelapa Lima, Kecamatan Maulafa, Kecamatan Oebobo dan Kecamatan Kota Raja,”jelas Ernest.

Menurutnya, Dari hasil penelusuran terhadap 184 orang kontak erat pasien kasus positif Covid-19, 108 diantaranya telah dilakukan rapid test dan swab test. Hasilnya akan diumumkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT.

“Seluruh data yang ditampilkan merupakan perbandingan dengan data per Sabtu, 16 yang pukul 18.00 WITA oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang. Informasi lebih lanjut dapat diakses pada kupangkota.go.id dan covid19.nttprov.go.id atau menghubungi call center 081239940976,” ungkap Ernest.

Ernest berpesan bahwa virus dapat menyerang siapa saja, gejala virus pada seseorang baru muncul dalam 1 hingga 14 hari setelah tertular.

“Kita tidak pernah tahu apakah seseorang membawa dan menularkan virus atau tidak hingga ia ditangani secara medis. Orang tanpa gejala terlihat sehat bugar tapi bisa menularkan virus corona. Oleh karena itu, isolasi selama 14 hari bertujuan untuk memantau dan mengobati gejala-gejala yang muncul seperti demam, batuk atau sesak napas. Kepada seluruh masyarakat, diimbau untuk lebih baik tinggal dirumah agar tidak berpotensi tertular atau menularkan,” ujar Ernest.

Lanjut Ernest, mereka yang diisolasi biasanya mengalami kesepian dan kekhawatiran. Oleh katena itu, keluarga maupun siapapun diharapkan menunjukkan empati dan dukungan terhadap pasien dan ODP. “Kita semua harus memahami bahwa tidak ada seorangpun yang menginginkan penyakit ini, terutama para penderita yang saat ini harus mengalaminya,” tambahnya

Sedangkan untuk ibu hamil, merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi mengalami anemia. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi COVID-19. “Anemia pada ibu hamil juga akan menyebabkan rendahnya berat badan pada bayi yang baru lahir, yang tentunya akan meningkatkan risiko terjadinya stunting,” tandas Ernest.

Untuk Pencegahan anemia gizi pada ibu hamil dilakukan dengan memastikan ibu Hamil makan makanan bergizi seimbang dan mengonsumsi minimal 90 tablet tambah darah (TTD) selama kehamilan sedini mungkin. Pada masa pandemi Covid-19, ibu hamil tetap diberikan TTD, baik melalui kunjungan ke  fasilitas layanan kesehatan  terjadwal.

“Selain itu warga juga diminta waspada terhadap penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan tetap memperhatikan dan melaksanakan 3M plus di rumah masing-masing untuk memastikan nyamuk tidak berkembang biak dan menularkan penyakit DBD,” tutup Ernest. (AP/HumasGutu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *