Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Menjadi Konsumen yang Baik dan Cerdas

260
×

Menjadi Konsumen yang Baik dan Cerdas

Sebarkan artikel ini

Oleh: Wise Rogate Silalahi

INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Saat ini sudah memasuki Bulan Desember 2020. Di penghujung tahun ini, setiap lembaga atau institusi berada pada akhir penyelesaian kegiatan.

Menjelang akhir ini, tiap organisasi berupaya untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang menjadi targetnya. Waktu yang singkat ini dioptimalkan agar target tetap dapat tercapai. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari kerjasama, iklan, dan lainnya.

Sementara itu di sisi pelanggan, berbagai tawaran yang diberikan ini tentu menyenangkan karena banyaknya pilihan. Pada dasarnya setiap orang memiliki 2 sisi, sebagai produsen atau penyedia maupun sebagai konsumen atau pengguna. Setiap orang yang bekerja mencari nafkah, berperan sebagai produsen atau penyedia yang melayai konsumen atau pelanggannya.

Sedangkan untuk memenuhi kebuhannya sendiri, seseorang berperan sebagai konsumen yang dilayani oleh penyedia. Tulisan ini lebih mengarah ke peran seseorang sebagai konsumen, yaitu bagaimana menjadi konsumen yang baik dan cerdas.

Kita tentu telah mendengar istilah konsumen adalah Raja. Namun jika tidak hati-hati, seseorang bisa salah langkah, terjebak dalam posisi Raja, mabuk pujian, lalu boros dan menghabiskan uang sebelum waktunya. Memang hal ini tidak terlepas dari strategi para pemasar, yang terampil dalam meengiklankan produknya. Namun sebetulnya konsumen haruslah orang yang rasional, yang berpikir apakah uang yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang didapatkan.

Sebenarnya pengertian raja dari sisi konsumen adalah, kendali uang ada di tangan konsumen. Apapun iklan yang ditawarkan, konsumen harus bisa mencerna lalu memutuskan untuk apakah akan membeli atau tidak suatu produk atau jasa. Konsumen harus cerdas dalam menggunakan uangnya.

Dalam hal ini yang terpenting bukanlah seberapa besar penghasilan yang diperoleh, tetapi seberapa besar dari penghasilan yang perlu dibelanjakan, dan berapa sisa yang bisa disimpan. Ada pegawai atau karyawan dengan penghasilan rendah yang hemat, bisa memiliki harta melebihi pegawai dengan penghasilan besar yang boros. Oleh karena itu ada beberapa tips bagi konsumen sebagai berikut:

(1). Rencanakan pembelanjaan. Sebelum berbelanja hendaknya sudah mengetahui apa yang akan dibeli, dan memfokuskan merealisasikannya terlebih dahulu. Beri prioritas pembelian sesuai kebutuhan. Jangan berangkat ke tempat penjualan tanpa rencana. Ada resiko “lapar mata” yaitu mudah tergoda membeli barang yang bukan kebutuhan.

(2). Teliti sebelum membeli. Perlu teliti yaitu apakah barang yang dibeli sudah sesuai ataukah belum baik jumlah maupun mutunya.

(3). Ukurlah kemampuan diri. Tiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing. Jangan memaksakan membeli barang di luar kemampuan diri. Konsumenlah yang harus cerdas dalam membelanjakan uangnya.

(4). Evalusilah secara berkala atas produk atau jasa yang dibeli. Tujuannya agar mengetahui produk yang paling optimal dari sisi mutu dan harga, serta di mana produk tersebut didapatkan.

(5). Manfaatkan Teknologi Informatika (TI) untuk kemudahan dan lain-lain, berupa informasi pembelanjaan secara online, iklan online, dan berbagai produk online lainnya. TI dapat menghemat dari sisi waktu, tenaga, dan biaya.

(6). Buatlah jariangan dengan sesama konsumen. Informasi dari mulut ke mulut (mouth to mouth) berupa sharing informasi terkait pelayanan purna jual bisa menjadi tamnbahan referensi sebelum memutuskan membeli produk atau jasa.

Kiranya tips ini dapat bermanfaat bagi para konsumen sebagai kiat cerdas dalam membelanjakan uangnya.

Dosen Fakultas Ekonomi UPBJJ Universitas Terbuka Kupang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *