Oleh
Sri Sudarti S.E.
(Aktifis/Ketum IKB Laismanekat Kupang)
INFOKINI.NET, KOTA KUPANG – Saat ini seluruh dunia sedang dihebohkan oleh merebaknya novel Corona virus yang mewabah pada seluruh masyarakat dunia. Semua disibukkan oleh berita- berita tentang virus Corona ini serta yang mengganggu pikiran diantara kita seolah-olah dunia mau kiamat rasanya. Terlebih lagi ketika kita melihat berita bahwa ada beberapa kota bahkan negara yang di lock down karena adanya ketakutan yang melebihi batas jika virus baru(novel corona-19) akan melanda masyarakat negerinya. Ditambah lagi banyaknya berita-berita hoax yang ikut mendramatisasi pikiran orang-orang yang memang mudah terpengaruh lantaran tanpa memiliki pengetahuan yang memadai serta ikut pula ketakutan dan secara tidak sadar ikut pula menyebarkannya pada masyarakat.
Ketika seseorang dilanda sakit mata, sakit flue , sakit influenza, tentu akan mudah sekali menular pada orang lain. Lantas , adakah semua masyarakat Indonesia ketularan semua?
Yang harusnya jadi bahan perenungan adalah; jika terhadap penyakit yang tidak mematikan saja walaupun mudah menular, tidak membuat semua masyarakat ketularan, apalagi terhadap penyakit menular yang menyebabkan kematian. Maka sudah barang tentu semua orang akan mengantisipasinya lewat antibody yang disebut immun. Disamping itu ketika seseorang sakit , secara naluri pasti akan merasakan ketidak nyamannan sehingga akan berusaha untuk mencoba menyembuhkan penyakitnya. Entah lewat dokter, lewat dukun, atau lewat pengobatan alternatif. Yang jelas tentu akan berusaha untuk menghilangkan penyakit dari dalam dirinya.
Jadi untuk apa kita panik? Bahkan ada sebagian yang menyuruh pemerintah Indonesia untuk ikut me lock down sebagaimana yang dilakukan oleh negara lain. Apalagi ketika kita didesak oleh WHO yang hanya sebatas NGO belaka.
Semestinya kita harus tahu ada apa dibalik semua itu. Indonesia adalah negara besar yang sedang menuju pada kemajuan yang besar baik didalam pengembangan seluruh industri terbarukan. Terlebih lagi dengan ditunjang oleh kelebihan demografi para generasi muda yang ikut tergugah dan bangkit untuk mengabdi memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan negara dan bangsa. Tidakkah kita memikirkan akibatnya jika Indonesia ikut-ikutan menjadikan negara dalam keadaan darurat nasional , apalagi dengan me lock down negara, sama halnya dengan menghancurkan dan merontokkan seluruh sendi-sendi pembangunan infra struktur guna menopang ekonomi yang sudah menuju pada kebenaran.
Masing-masing daerah, terutama masing-masing negara mempunyai cara yang berbeda di dalam mengelola tata pemerintahan dan kotanya sesuai dengan adat dan peradabannya sendiri-sendiri.
Sebagai seorang yang belajar metafisis saya mempunyai pemahaman sendiri terhadap munculnya fenomena Corona virus yang sedang mewabah dan tidak akan ikut latah untuk membuat masyarakat semakin panik. Akan tetapi mencoba untuk membaca tentang semiotika yang ada dibalik virus tersebut.
Dari namanya disebut novel Corona berasal dari bahasa Italia. Dimana Novel berarti baru atau sesuatu yang baru. Sedang Corona adalah 3 mahkota. Dan virus itu diberi code covid-19 di mana angka tersebut merujuk pada jumlah huruf Hijaiyah pada firman Allah SWT berfirman:
Allah SWT berfirman:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
bismillaahir-rohmaanir-rohiim
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Jadi, semiotika adanya novel Corona virus – 19 diatas adalah : Bahwa saat ini kita telah masuk kedalam jaman baru atau pembaharuan dari tahun/jaman nya akal menuju tahun/ jaman nya hati atau menuju revolusi industri 5.0 yang merupakan generasi terakhir dimana semuanya berpusat pada manusia sepenuhnya yang menghubungkan antara dunia maya dengan dunia nyata atau antara fisik dan konsep yang sering disebut sebagai konsep sosiety 5.0.
Masyarakat Indonesia harus sadar bahwa dengan adanya Corona, kita telah diuntungkan baik dari segi ilmu maupun dari segi ekonomi.
Dari segi ilmu akhirnya banyak sekali ilmuwan ahli gizi dan kesehatan berfikir untuk mencari solusi mengatasi virus Corona.
Begitu pula dari segi ekonomi,aset penjualan masker maupun jamu tradisional meningkat pesat, bahkan overload , peningkatan nilai jual, peningkatan pendapatan masyarakat.
Kesimpulannya adalah bahwa dengan adanya Corona virus tersebut merupakan petunjuk agar kita semua didalam melaksanakan segala sesuatu baik didalam bersikap serta berperilaku hendaknya lebih mengutamakan untuk menggunakan hati yang didalam aplikasinya adalah senantiasa menggunakan sifat yang pengasih dan penyayang.
Jadi siapa yang menggunakan hati maka dia pula yang akan berhasil untuk memenuhi warna kehidupannya secara lahir maupun batin. (MA)